Luar Biasa! Erick Thohir Pamer Temuan Harta Karun RI yang Bakal Buat Masyarakat Sejahtera

Oleh : Ridwan | Jumat, 17 September 2021 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Indonesia kembali berhasil menemukan harta karun yang sunggu luar biasa nilainya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut PT Pertamina (Persero) berhasil mememukam cadangan minyak dan gas (migas) sebanyak 204 juta barel.

Erick Thohir mengatakan capaian tersebut didapat setelah perseroan melakukan konsolidasi dengan beberapa anak usaha.

"Seperti yang kita ketahui bahwa transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN ini terus terjadi. Hasilnya sudah terlihat, kalau kita lihat kemarin, bagaimana Pertamina setelah kita lakukan konsolidasi itu kita bisa lihat sub-sub holdingnya sudah menghasilkan dengan baik," kata Erick dalam acara Launching Produk Bersama Warung Pangan yang disiarkan secara langsung melalui channel YouTube KemenBUMN, (16/9) kemarin.

"Selama ini kita kekurangan penemuan sumber gas dan minyak. Setelah dikonsolidasi (Pertamina) kita dapat temuan baru 204 juta barel dan yang terpenting hulu sekarang untung 1 miliar dolar AS di atas target jauh," tambahnya.

Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN akan terus melakukan transformasi kepada perusahaan negara. Tujuannya agar dapat meningkatan efisiensi dan kinerja perusahaan di masa depan. Adapun transformasi yang dilakukan yakni menggabungkan sub holding perusahaan dengan membentuk klaster-klaster yang sejenis.

Selain itu, Erick juga mengklaim upaya itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan. 

"Salah satu contohnya yakni Petrochemical yang tadinya menjadi beban Kementerian BUMN lantaran kinerjanya yang minus, sekarang mampu mendatangkan untung sebesar 332 juta dolar AS," tutur Erick.

Lebih lanjut, kemajuan tersebut dinilainya banyak terjadi di subholding lain. Dia menekankan, BUMN tak mengenal super holding namun holding klasterisasi yang mengharuskan terjadi supply chain.

"Seperti yang tadi saya sampaikan PTPN dengan efisiensi luar biasa dan awalnya ditentang tapi hari ini bisa membuktikan refinery nya itu Rp 23 triliun sekarang naik 19%, bottom line nya yang diprediksi rugi Rp 1,4 triliun sekarang untung Rp 1,2 triliun," imbuhnya.

Ke depan, kata Erick, transformasi BUMN harus terus dilakukan. Termasuk berbagai usaha untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku atau produk jadi pun perlu segera direalisasikan.

"Kita harus bisa menyeimbangkan berapa produksi dalam negeri dan berapa impor. Sejak awal saya bersama Menteri Perdagangan mendorong untuk adanya ekosistem baru," tutup Erick.