Pekka Mart, Program Pulihkan Ekonomi Masyarakat Khusus Perempuan yang Terdampak Pandemi

Oleh : Chodijah Febriyani | Senin, 02 Agustus 2021 - 19:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama dengan Procter dan Gamble, perusahaan fast moving consumer goods (FMCG)  berkomitmen bersama dalam memulihkan ekonomi masyarakat yang terdampak oleh pandemi khususnya perempuan kepala keluarga. 

Program ini dikerjasamakan dengan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga melalui "PEKKA MART", program yang bertujuan menguatkan ekonomi perempuan Kepala Keluarga dengan mengambil daerah percontohan di wilayah Cianjur (Jawa Barat), Batang (Jawa Tengah) dan Trenggalek (Jawa Timur). 

PEKKA telah memfasilitasi perempuan kepala keluarga untuk mengembangkan ekonomi keswadayaan melalui kegiatan simpan pinjam, kelompok simpan pinjam kemudian membentuk Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Komunitas dengan menerapkan sistim koperasi. 

Koperasi PEKKA sendiri juga telah lama fokus mendukung usaha-usaha yang dikelola bersama, salah satunya adalah PEKKA MART sebuah  unit usaha perdagangan secara grosir untuk pengadaan bahan pokok dan pemasaran produk-produk buatan masyarakat lokal yang merupakan anggota komunitas PEKKA.

Dalam webinar yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, ini merupakan upaya sosialiasi peluncuran sinergi KPPPA, P&G dan PEKKA melalui PEKKA Mart.

Indra Gunawan selaku Plt. Deputi bidang Partisipasi Masyarakat menyampaikan bahwa Kement PPPA mempunyai lima program prioritas arahan Presiden yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berprespektif gender, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak serta pencegahan perkawinan anak. 

"Sinergi ini merupakan upaya untuk mengimplementasikan arahan Presiden yang pertama dalam upaya peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender. Data Bank Dunia (2016) memperkirakan 43 persen UKM formal di Indonesia adalah milik perempuan," tuturnya melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id. 

Dalam sebuah survei terhadap UMKM milik perempuan, IFC (2016) menemukan bahwa secara umum banyak yang bersifat informal karena prosedur birokrasi yang rumit dan kurangnya insentif untuk mendaftar. 

Hal ini menghambat UMKM milik perempuan untuk tumbuh, mengakses pasar, berpartisipasi dalam rantai nilai dan menjadi penyedia pesanan pemerintah. 

Sebanyak 61,80 persen perempuan bekerja di sektor informal dan hanya 38,20 persen bekerja di sektor formal, tingginya tingkat perempuan yang bekerja di sektor informal sangat terkait erat dengan rendahnya tingkat pendidikan mereka. 

Lebih lanjut, Asisten Deputi bidang Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha, Eko Novi menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan New Normal saat ini diperlukan upaya kemitraan bersama dengan dunia usaha untuk membantu perempuan pelaku ekonomi melalui berbagai hal. 

"Kemitraan dengan dunia usaha dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas perempuan pelaku usaha  dalam hal promosi, produksi dan pemasaran, peningkatan kemampuan dan akses perempuan terhadap teknologi digital serta pendampingan berkelanjutan serta monitoring bagi perempuan pelaku usaha," katanya. 

Lebih lanjut, menurutnya kemitraan dengan dunia usaha menjadi bagian dari Sinergi bersama dengan seluruh stakeholder baik pemerintah pusat maupun daerah, lembaga masyarakat, dunia usaha dan media; yang selama ini dilakukan oleh Kement PPPA dalam mewujudkan Indonesia maju dan bersama-sama membangun sistem yang ramah bagi perempuan. 

Selanjutnya, Nararya Soeprapto Senior Director PT. Procter dan Gamble Home Products Indonesia mengungkapkan bahwa program ini tentunya sejalan dengan dasar P&G sebagai suatu perusahaan, yakni memberi kembali kepada masyarakat, dan juga pemberdayaan perempuan. 

"Kami yakin akan meningkatkan kemampuan anggota komunitas PEKKA untuk mengelola dan mengembangkan PEKKA Mart itu sendiri. Selaras dengan hal tersebu kami akan terus berupaya untuk berinvestasi kepada masyakarat, khususnya masyakakat Indonesia dengan konsisten menjalankan program-program serta tanggung jawab sosial yang memberikan dampak berarti bagi komunitas di sekeliling kami," jelasnya.

Hal ini disambut baik oleh Romlawati, Co-Executive Direktur Yayasan PEKKA yang menyampaikan bahwa selama ini PEKKA telah memperkuat kepemimpinan kepala keluarga dalam mengorganisir masyarakat, memperbaiki sentra kegiatan ekonomi termasuk unit produksi serta meningkatkan kemampuan komunitas PEKKA untuk mengelola PEKKA Mart. 

Upaya bersama ini bisa menjadi gerakan untuk cinta produk local, budaya beli di warung tetangga, pengutamaan produk local dengan focus pemasaran di tingkat local melalui kerjasama yang saling menguntungkan. Sebagai langkah awal kemitraan ini, PEKKA akan melakukan pemetaan, pelatihan serta pendampingan di kabupaten Cianjur, kabupaten Batang dan kabupaten Trenggalek. 

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Indra Gunawan, bahwa upaya kolaborasi ini merupakan upaya mendorong pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi yang dapat memicu laju perekonomian serta mendukung ketahanan ekonomi. Upaya penanggulangan kemiskinan harus bisa mendorong peningkatan partisipasi dan kesejahteraan perempuan. 

"Oleh karena itu, kesetaraan gender perlu menjadi perhatian seluruh pihak dalam bidang ekonomi, khususnya dunia usaha yang merupakan sektor utama pembangunan. Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi juga  sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan ketidaksetaraan perempuan dalam pembangunan, untuk mempercepat peningkatan kualitas keluarga," tukasnya.