Indeks Menuju 6.300 Setelah S&P Meningkatkan Rating Indonesia ke Investment Grade

Oleh : Herry Barus | Minggu, 21 Mei 2017 - 19:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Setelah menanti sekian lama, akhirnya Indonesia mendapat rating investment grade dari lembaga pemeringkat international Standard and Poors, mengikuti lembaga pemeringkat lainnya Fitch ratings dan Moody's Investor Service yang sudah terlebih dahulu memberi rating investment grade.

S&P global rating secara tak terduga menaikkan rating Indonesia ke BBB- dari BB+ dengan outlook stabil, ditengah-tengah kondisi politik Indonesia yang terjadi saat ini. S&P menaikkan rating Indonesia karena menilai pemerintah mampu meningkatkan kehati-hatian fiscal dengan mengurangi risiko menurunnya pendapatan pajak di masa yang akan datang, melalui program tax amnesty yang telah dimulai sejak tahun lalu.

PT Bahana Sekuritas menilai, kenaikan rating ini akan membawa lebih banyak lagi arus modal asing masuk ke Indonesia sehingga yield surat utang akan turun. Dalam riset yang dilakukan Bahana memperlihatkan surat hutang pemerintah tenor 10 tahun mungkin akan turun ke kisaran 6,5%, dari level saat ini 6,9%.

''Kami melihat ada peluang suku bunga secara keseluruhan di market baik untuk surat utang maupun bunga bank, akan menyentuh level terendah pada 2019, terutama menjelang Pemilihan Presiden, terutama jika kondisi politik dapat lebih terkandali,'' kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Harry Su, Minggu (21/5/2017)

S&P juga masih membuka peluang untuk kembali menaikkan rating Indonesia, bila terlihat ada perkembangan yang cukup signifikan terhadap keseimbangan fiscal kedepannya. S&P meyakini pemerintah mampu menjaga defisit fiskal akan terjaga dibawah 2,5% selama kurun waktu 2 hingga 3 tahun kedepan. Dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara  (APBN) 2017, pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar 2,41% atau setara dengan Rp 330,2 triliun.

Meski kondisi politik Indonesia masih cukup panas pasca Pilkada DKI, S&P menilai secara keseluruhan kondisi politik cukup stabil dengan pemerintahan yang memiliki legitimasi yang cukup kuat, pemerintah juga menunjukkan niat untuk memberantas korupsi. Secara keseluruhan S&P menilai kebijakan pemerintah saat ini cukup fair, transparan serta keputusan dan geraknya dapat diperkirakan oleh seluruh kalangan.

Melalui momentum investment grade yang sudah cukup lama dinantikan ini, Bahana merivisi naik perkiraan indeks hingga akhir tahun ini ke level 6.300 dari perkiraan sebelumnya 6.000, meskipun dengan adanya kondisi politik yang agak menghangat belakangan ini. Beberapa sektor yang akan diuntungkan diantaranya Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank CIMB Niaga (BNGA) yang bakal mendapat biaya dana yang lebih murah dan meningkatnya likuiditas.

Saham konstruksi dan infrastruktur seperti PT Jasa Marga (JSMR) dan PT Waskita Karya (WSKT) juga akan diuntungkan oleh turun nya bunga kredit sehingga pembayaran hutang dapat berkurang dan kendala kebutuhan pendanaan proyek akan berkurang.

Saham sektor properti seperi PT Summarecon Agung (SMRA) dan PT Ciputra Development (CTRA)  juga akan diuntungkan dari sisi hutang mereka karena suku bunga yang rendah. Walaupun pasar properti menengah kebawah masih bergairah sekarang, segmen menengah keatas masih terpuruk karena tingginya suhu  politik. Pada akhirnya dengan proyek infrastruktur dan properti yang mendapat angin segar, permintaan semen akan terkerek naik dan dapat mengurangi perang harga saat ini, sehingga saham PT Semen Indonesia (SMGR) juga layak dikoleksi. Sementara itu, dengan banyaknya modal masuk ke Indonesia, rupiah akan menguat sehingga PT Mitra Adiperkasa (MAPI) akan diuntungkan karena biaya import akan turun.