Ini Proyek Pertamina dan Perusahaan Asal Rusia yang Bikin Warga Tuban Kaya Mendadak

Oleh : Hariyanto | Kamis, 18 Februari 2021 - 08:39 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Aksi borong mobil dilakukan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban viral di media sosial. Hal tersebut dilakukan oleh warga usai menerima uang ganti rugi proyek kilang minyak kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.

Tanah warga dibayar dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu per meternya, sehingga rata-rata warga mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan oleh Pertamina sebesar Rp 8 miliar.

PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) mengatakan lahan warga yang dibebaskan di Tuban tersebut  memang diperuntukan untuk pembangunan kilang baru (New Grass Root Refinery and Petrochemical/NGRR).

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT KPI, Ifki Sukarya mengatakan, dengan proyek tersebut maka kapasitas kilang Pertamina bisa meningkat. Sehingga, bisa mengurangi ketergantungan impor bensin dan solar.

"Akan membangun New Grass Root Refinery di Tuban, betul, sebagai proyek PSN. Dengan harapan dengan proyek ini, ini kilang baru, jadi kapasitas kilang Pertamina akan meningkat dibandingkan dengan sebelumnya," kata Ifki dikutip dari detik, Kamis (18/2/2021).

Ifki mengatakan, lahan yang dibebaskan mencakup sekitar 870 KK. Proyek ini sendiri melintasi tiga desa yakni Wadung, Desa Kaliuntu, Sumurgeneng. Kilang tersebut nantinya akan mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.

"Itu bisa mengolah 300 ribu barel per hari, nanti hasilnya 80 ribu barel gasoline, dieselnya sekitar 100 ribu barel per hari, petrokimia sekitar 3600 kilo ton per annum," terangnya.

PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Rusia, Rosneft memang tengah menjalin kerja sama untuk proyek pembangunan dan pengoperasian kilang minyak yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemical/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kedua perusahaan kemudian membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). Dalam usaha patungan ini (joint venture), kepemilikan saham Pertamina 55% dan Rosneft 45%.

Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti penandatangan kontrak PRPP dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA (TRSA) di Moskow, Rusia pada 28 Oktober 2019 lalu yang dilakukan oleh Kadek Ambara Jaya, Project Coordinator NGRR Tuban dari Pertamina, Pavel Vagero, Finance Director PT PRPP dari Rosneft, dan Miguel Paradinas, Direktur Jenderal TRSA.

Perjanjian kontrak yang ditandatangani antara PRPP dan TRSA ini dititikberatkan pada pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) terkait proyek tersebut.

Proyek NGRR Tuban akan memproduksi bahan bakar minyak yang berkualitas Euro V. Kilang minyak di Tuban ini diperkirakan akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barel per hari.

Mengutip keterangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017. Pembangunan proyek senilai Rp 211,9 triliun ini sempat tertunda lama karena terkendala pembebasan lahan.

Masalah pembebasan lahan proyek tersebut sempat berlangsung alot sehingga pemerintah melalui BKPM membentuk tim khusus untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban.

Melansir situs web KPPIP, kilang tersebut ditargetkan beroperasi pada 2024. Rencananya pembangunannya akan menggunakan konfigurasi petrokimia (terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama).