Dirayu Duet Maut Luhut & Erick, JBIC Ikhlas Kasih Duit Rp57 Triliun Dukung SWF Indonesia

Oleh : Ridwan | Sabtu, 05 Desember 2020 - 07:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Tokyo - Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi menyatakan komitmen investasinya melaalui pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

"JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar US$ 4 miliar (Rp 57 triliun), dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan the US International Development Finance Corporation (DFC) – Lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam siaran pers KBRI Tokyo Jepang (4/12/2020).

Duta Besar RI Heri Akhmadi yang juga turut mendampingi Menkomarves Luhut B. Pandjaitan bersama Menteri BUMN Erick Thohir dalam lawatannya ke Jepang menyampaikan, JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA)

"Dukungan dari JBIC dan Pemerintah Jepang tentunya akan memperkuat ikatan kerja sama strategis Indonesia – Jepang, dan semakin menarik sektor swasta Jepang lainnya berinvestasi di Indonesia," ungkap Heri Akhmadi.

Komitmen yang disampaikan oleh Gubernur JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis. Harapannya investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2021.

"Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut tentunya akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia," kata Erick Thohir.

Erick Thohir menambahkan, SWF diharapkan dapat menjadi mitra bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, bandara dan pelabuhan.

"Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya," ucapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Luhut dan Erick bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Kajiyama Hiroshi.

Luhut menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus memberikan kepastian hukum kepada investor Jepang. "Dengan adanya Omnibus Law UU Cipta Kerja, tentunya peraturan perpajakan Indonesia akan semakin baik," kata Luhut.

Sejumlah agenda strategis kerja sama bilateral Indonesia – Jepang turut diangkat Luhut dalam pertemuan tersebut termasuk komitmen Jepang untuk realisasikan MRT Jakarta Fase 2 (dua) tepat waktu.

Agenda perubahan iklim juga menjadi pembahasan dalam pertemuan. Jepang berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai “Carbon Neutral” pada 2050. 

"Kami siap dukung pencapaian SDGs Indonesia melalui teknologi Jepang. Proyek Carbon Capture Storage yang tengah dibangun di Gundih, Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk komitmen Jepang," kata Kajiyama.

Luhut dan Erick dijadwalkan langsung bertolak ke Abu Dhabi dan Saudi Arabia pada Sabtu, 5 Desember 2020, guna menjajaki dukungan untuk pembentukan NIA kepada pihak-pihak terkait lainnya.