Gawat Darurat! Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta Hampir Penuh

Oleh : Ridwan | Rabu, 02 September 2020 - 14:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Enam bulan sejak kasus perdana Covid-19 ditemukan Maret lalu, tren kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat, termasuk di Jakarta yang sejak awal menjadi epicentrum penyebaran. 

Kasus penyebaran Covid-19 di Jakarta hampir selalu di urutan teratas dibandingkan darerah lain. Kondisi ini berdampak langsung dengan melonjaknya okupansi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta. 

Data terakhir, hingga Agustus 2020, sudah 70 persen tempat tidur pasien di Rumah Sakit rujukan Covid-19 sudah terisi. 

Hal itupun dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.

Direktur Utama RSUD Koja Ida Bagus Nyoman Banjar menyatakan, dari 165 tempat tidur yang ada, tersisa 24 di RSUD Koja. Jumlah tersebut diklasifikasikan kembali untuk ICU, NICU, ruang dengan tekanan negatif.

"Yang kosong-kosong dari 165 ini, NICU kosong 1, PICU penuh, ruang untuk bayi rawat biasa 4, dewasa 1, HCU 0, ICU 0, isolasi untuk orang yang masih non reaktif tapi ada gejala 1, dan masih ada lagi tapi saya harus cek sistem lagi," kata Banjar di Jakarta (1/9/2020).

Dijelaskan Banajar, jika untuk menambah kapasitas tidak mungkin menggunakan blok baru. "Sebab, pasien non Covid-19 masih tetap ditangani rumah sakit. Dan jumlahnya cukup banyak, sehingga kami mempertimbangkan tidak akan menambah blok baru," jelasnya.

Sekedar informasi, ruangan untuk penanganaan pasien Covid-19 di RSUD Koja terletak di Blok B.

Agar kapasitas tetap meningkat tanpa menambah blok, Banjar mengatakan akan mengatur ulang jarak tempat tidur antar pasien Covid-19.

"Saya akan mencoba untuk mengoptimalkan di 165 ini bisa jadi jaraknya agak dimepetin sedikit sehingga bisa menambah kapasitas misalnya 15 tempat tidur, itu coba kami upayakan," tuturnya.

Selain itu, Banjar menyampaikan pihaknya juga akan menambah kapasitas untuk hemodialisa. Ia menyebut pasien Covid-19 dan memiliki penyakit bawaan gagal ginjal yang dirawat di RSUD Koja jumlahnya cukup banyak. Dua fasilitas hemodialisa yang dimiliki saat ini dikatakan Banjar tidak cukup.

"Kami rencana menambah kapasitas hemodialise karena hemodialise kami cuma punya dua, pasien pasien gagal ginjal yang perlu hemodialisa dengan covid itu meningkat terus," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 untuk mengatasi kekurangan.

Untuk pasien Covid-19, Syahril menuturkan pihaknya menyediakan 50 tempat tidur, kemudian ditambah 20 tempat tidur. Penambahan itu karena ketersediaan tempat tidur tersisa sedikit. 

Meski demikian, ia menegaskan kapasitas untuk ruang ICU ataupun isolasi dengan tekanan udara negatif tidak pernah penuh.

"Saat ini belum pernah full, masih ada tersisa 2 atau 3 tapi itu kan berputar terus ada yang pulang, masuk, kalau pas penuh berarti dia antrenya di IGD, artinya itu masih bisa teratasi," kata Syahril Selasa (1/9/2020).

Dia menuturkan penambahan tempat tidur akan dibagi untuk ICU 10 dan 10 lainnya untuk rawat isolasi.

Ditambahnya jumlah tempat tidur akan secara otomatis bertambah pula Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan. Untuk menyikapi itu, Syahril mengaku telah meminta Kementerian Kesehatan mengakomodir kebutuhan RSPI Sulianti Saroso sebagai bentuk antisipasi lonjakan kasus di kemudian hari.

"Kami sekarang sedang menunggu SDM-nya kami sudah minta ke Kementerian Kesehatan ke profesi-profesi, banyak dokter spesialis anestesi, perawat, kita minta jadikan relawan yang nanti ditanggung gajinya oleh pemerintah," tuturnya.

Untuk 20 tempat tidur tambahan, Syahril menyebut pihaknya butuh sekitar 70 SDM.

"Jumlahnya mungkin sekitar 70-an tapi itu macam-macam ada dokter, ada analis, ada perawat, ada sanitarian, dan sebagainya," ungkap Syahril.

Syahril juga menuturkan, pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso hanya pasien dengan gejala sedang-berat dan komorbid.

Untuk pasien dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, RSPI akan merujuk ke rumah sakit swasta atau RS darurat Wisma Atlet.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini kapasitasnya hampir penuh. Untuk itu pihaknya akan meningkatkan kapasitas agar semua pasien Covid-19 bisa tertangani.

"Kita menyaksikan kapasitas memang di atas 70 persen, idealnya di bawah 60 persen. Jadi sekarang kita akan tambah lagi kapasitas tempat tidur ICU mauapun di ruang isolasi rumah sakit," ujar Anies di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Anies menyatakan akan menambah rumah sakit rujukan Covid-19 dari yang sudah ada saat ini.

"Ada 190 (rumah sakit di Jakarta) jadi kita akan tambah masuk dalam sistem rumah sakit rujukan," ujarnya.