Tahun Ini Sampoerna Agro Akan fokus Perkuat Bisnis Sektor Hulu

Oleh : Hariyanto | Selasa, 11 Februari 2020 - 18:27 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perusahaan kelapa sawit PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berencana perkuat upstream atau hulu di sepanjang tahun ini. Adapun tidak hanya kebun sawit saja yang ditambah, tapi juga kebun karet.

"Kami menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) di sepanjang 2020 sebesar Rp 600 miliar dan sumber dana dari internal kas perusahaan. Adapun sebagian atau 2/3 dana akan digunakan untuk aset tanaman," kata Sekretaris Perusahaan  PT Sampoerna Agro Tbk, Michael Kesuma di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Michael mengungkapkan, aset tanaman yang dimaksud di antaranya 4.000 hektare (ha) sawit diperuntukan bagi 1.000 ha untuk tanaman baru (new planting) dan 3.000 ha untuk peremajaan (replanting). Selain untuk sawit, perusahaan menargetkan new planting pohon karet seluas 1.000 ha di sepanjang tahun ini.

Adapun sejauh ini total luas lahan perkebunan karet tertanam sebesar 20.000 ha yang telah ditanam bertahap sejak 2013. Kebun karet ini berlokasi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Penguatan aset tanaman khususnya sawit karena Sampoerna Agro menargetkan volume produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan  inti mampu tumbuh 5% year on year (yoy).

Adapun kalau dibandingkan dengan produksi TBS di 2019 yang diproyeksikan Michael  mencapai 1,04 juta ton, jadi di sepanjang tahun ini SGRO menargetkan bisa produksi 1,47 juta ton TBS.

Sampoerna Agro melihat peluang sawit sebagai inti bisnis perseroan masih potensial. Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) akan terus membaik di 2020 karena faktor meningkatnya konsumsi di China dan India serta penerapan program B30 di Indonesia.

Adapun untuk kebun karet, Michael mengakui perusahaan belum bisa berkomentar banyak. Sebab sampai dengan tahun ini kebun karet belum ada yang menghasilkan dan masih menunggu panen perdananya.

"Untuk kepastian kapan mulai panen, kami masih monitor terus, kemungkinan tidak di tahun ini," ungkapnya.

Michael juga menyatakan usaha karet ini dilakukan sebagai upaya diversifikasi produk, "Namun core business kami tetap sawit," kata Michael.