Disegani Banyak Negara, PTDI Tak Elok Disudutkan Membabi Buta

Oleh : Marlen Erikson | Senin, 13 Maret 2017 - 09:37 WIB

INDUSTRY.co.id - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Angkat bicara terkait maraknya kabar yang meyudutkan PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Dimana, ada upaya dari sejumlah pihak yang menyudutkan PDDI.

Ketua LBH BUMN, Habiburokhman mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh PTDI sudah mulai bangkit. Namun, kebangkitan PTDI malah dipolitisasi oleh oknum karyawan PTDI yang dulu sebagai aktor utama terjadinya PHK ribuan karyawan dan melakukan korupsi serta membuat PTDI di pailitkan.

"Berita-berita negatif yang muncul tentang PT DI tidaklah benar termasuk audit BPK Tahun 2015 dan merupakan informasi yang jauh dari kenyataan alias bohong," kata Habiburokhman, lewat rilis yang diterima wartawan, Jakarta, Senin (13/3).

Kata Habiburokhman, pihaknya telah mendapat data informasi valid tentang capaian-capai PTDI yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.

"Atas dasar itu LBH BUMN mengajak semua pihak untuk mendukung keberlangsungan PT DI yang telah diperhitungkan banyak Negara dan menjadi kebanggaan Indonesia, tak elok kita sudutkan dan tuduh membabi buta, perusahaan yang didalamnya anak bangsa sendiri dan sudah jadi kebanggaan bangsa ini," pungkasnya.

Lebih jauh, Habiburokhman menjelaskan bahwa hingga saat ini PTDI terus melakukan pembenahan terutama di sektor finansial, operasional, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi guna menjadikan PTDI yang sustainable.

"Contohnya penyerahan helikopter Bell412EP pesanan TNI AD dan POLRI/Polud yang tepat waktu; penyerahan CN295 TNI AU yang bahkan mendahului jadwal dalam Kontrak; penyerahan CN235-220 MPA TNI AL yang tepat waktu; dan penyerahan CN235-220 ke Afrika yang tepat waktu," paparnya.

"Kerja professional telah ditunjukan oleh pihak PT DI untuk mengerjakan sejumlah pesawat pesanan berbagai tipe. Dan selama ini tidak ada masalah karena persoalan teknis diselesaikan secara professional," tambahnya.

Lanjut Habiburokhman, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pesawat berbagai jenis pun terus dilakukan oleh pihak PTDI. Bebeapa contoh misalnya, pesawat NC212-400 Thai (MOAC: Ministry of Agricultural and Cooperatives).

Pengembangan NC212-200 ke NC212-400 (engine/cockpit redesign) dimulai sejak 2011 dengan aktivitas iterasi kerjasama engineering antara Airbus Military, Spain dengan PTDI dan transfer fasilitas produksi dan engineering data NC212-400 ke Bandung.

Saat ini, kata HAbiburokhman, dengan dukungan Kedubes RI di Bangkok, PTDI sedang memohon keringanan kepada user (MOAC-Thai) agar memperhitungkan faktor force majeure akibat bird impact pada engine yang dapat mereduksi denda sekitar US$3juta.

Dengan lesson learnt ini PTDI sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk pengerjaan NC212-400 yang kemudian lebih lanjut dikembangkan menjadi NC212i. Saat ini pihak MOAC sedang dalam proses pengadaan lanjutan 2 unit NC212i  melalui PTDI (kontrak pengadaan 1 unit direncanakan untuk ditandatangani pada akhir Maret 2017).

Yang lainnya pesawat jenis NSP-22 yang telah digantikan dengan AS332C1e menjadi stok helikopter di PTDI yg saat ini dalam finalisasi proses upgrade menjadi NAS332C1+. Upgrading NSP22 menjadi NAS332C1+ ini juga ditujukan sebagai usulan typical solution model untuk melakukan upgrading armada Super Puma lama yang ada di TNI AU saat ini.

Stock NAS332 C1+ akan siap terbang pada awal Mei 2017 dan akan menjadi available stock/finish good inventory senilai US$14 juta. Saat ini  sudah ada peminat AS332C1+ untuk end user di kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan harga penawaran sebesar US$16,5 juta.