Di Jepang, Menperin Tekankan SDM Industri Jadi Fokus Pemerintahan Jokowi Periode Kedua

Oleh : Ridwan | Jumat, 31 Mei 2019 - 15:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Tokyo - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa, pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi akan lebih fokus dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama di sektor industri, setelah periode pertama menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur.

"Karena kami memperoleh bonus demografi. Keunggulan dengan banyaknya populasi anak muda di angkatan kerja, yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z yang siap memimpin di era ekonomi digital," kata Menperin saat menjadi pembicara pada acara Nikkei Forum di Tokyo, Jepang, Kamis (30/5) waktu setempat.

Dengan bonus demografi tersebut, lanjutnya, Indonesia memiliki aspirasi besar menjadi salah satu dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Bahkan, pada tahun 2045 atau bertepatan dengan peringatan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, diproyeksi untuk kekuatan ekonominya mampu menempati peringkat ke-4 dunia.

"Untuk menyongsong bonus demografi dan menciptakan SDM yang kompeten di sektor industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan beberapa program strategis, antara lain adalah pendidikan vokasi link and match, pelatihan 3in1, serta pembangunan politeknik di kawasan-kawasan industri," paparnya. 

Melalui program tersebut, SDM yang disiapkan dapat langsung bekerja di berbagai sektor industri, sehingga tenaga kerja diciptakan sudah sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini. Hal ini sesuai dengan implementasi dari program prioritas yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Dengan kondisi politik dan keamanan yang stabil serta didorong pembangunan SDM yang kompeten, Airlangga optimistis, perekonomian Indonesia akan jauh semakin baik di masa mendatang khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang juga akan memberikan dampak positif bagi investor dari berbagai negara.

Pada kunjungan kerjanya ke Jepang, Menperin telah melakukan beberapa pertemuan penting dengan berbagai perusahaan skala besar dari Negeri Sakura, di antaranya Sojitz Corporation, Nippon Steel, Fujitrans, SMBC, Toyota dan lainnya. 

Di Negeri Matahari Terbit itu, Menperin juga melakukan pertemuan dengan pelaku usaha yang tergabung dalam Keidanren. Organisasi ekonomi yang komprehensif dengan keanggotaan terdiri dari 1.376 perusahaan perwakilan Jepang, 109 asosiasi industri nasional dan 47 organisasi ekonomi regional. 

Dari hasil pertemuan-pertemuan itu, sejumlah investor Jepang di sektor industri masih berminat untuk terus menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini lantaran mereka melihat kondisi ekonomi, politik dan keamanan di Indonesia yang tetap stabil dan kondusif terutama setelah penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019.

"Kami menyampaikan, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan memberikan kemudahan perizinan usaha serta fasilitas insentif fiskal maupun nonfiskal," tutur Airlangga. 

Menperin juga dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.