de Braga by ARTOTEL Menyelenggarakan Pameran Karya Kertas dan Seni Cetak Grafis

Oleh : Nina | Sabtu, 09 Maret 2019 - 13:28 WIB

INDUSTRY.co.id - de Braga by ARTOTEL sebagai hotel pertama dalam kategori Curated Collections yang dioperasikan oleh ARTOTEL Group selalu berkomitmen menyelenggarakan pameran seni. Setelah sukses pada tiga pameran seni sebelumnya, kali ini de Braga by ARTOTEL menyelanggarakan pameran karya kertas dan seni cetak grafis berjudul “Printmaking & Paper”, bekerja sama dengan enam seniman yang tergabung dalam International Printmaking & Paper Artshow (IPPAS), antara lain Aditya Diatmika, Dharyagita Rizal, Hardiman Adiwinata, Putra Wali Aco, Sigit Purnomo Adi dan Zusfa Roihan. Pameran seni "Printmaking & Paper" diadakan pada 9 Maret hingga 31 Maret 2019 di ARTSPACE, lantai 2 de Braga by ARTOTEL.

Seni cetak grafis dan printmaking, menjadi koleksi utama pameran kali ini, bekerja sama dengan International Printmaking & Paper Art Show (IPPAS), menampilkan karya dari beberapa seniman kontemporer Indonesia. Penambahan karya di atas kertas untuk disandingkan dengan printmaking adalah untuk menampilkan keragaman karya seni, mengingat perkembangan seni kertas masih perlu terus dipopulerkan keberadaannya, serta untuk merespon perkembangan teknologi dan budaya kekinian yang serba temporal (digital), sehingga karya-karya seni grafis dan kertas bisa lebih akrab dengan kaum milenial.

Pameran ini ingin menghadirkan kesempatan sekaligus memberi platform untuk memperlihatkan karya cetak dan karya di atas kertas yang saat ini masih undervalue untuk disejajarkan dengan karya bermedium lain seperti kanvas. 

Hal ini menjadi menarik dan kritis bagi budaya seni visual kita. Padahal karya-karya grafis dan kertas bisa dibilang dapat dilihat sebagai yang paling mendasar, spontan, dapat dikoleksi, dan memuaskan secara pribadi dari semua bentuk seni. Karya-karya seperti ini sarat dengan proses yang memerlukan kecermatan serta rasa untuk menentukan hasil akhir. Sejarah Seni grafis pertama kali muncul di Indonesia pada era 1950an yang diaplikasikan pada poster perjuangan dengan tehnik woodcut/cukil kayu.