Kurangi Ketergantungan Impor, Menperin Pacu Akselerasi Pengembangan Industri Elektronika di Tanah Air

Oleh : Ridwan | Minggu, 03 Februari 2019 - 10:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Batam, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan, pihaknya mengakselerasi pengembangan industri elektronika di Tanah Air. Fokusnya, antara lain industri elektronika di Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku atau komponen impor. 

“Kami sedang memacu industri elektronika dalam negeri agar tidak hanya terkonsentrasi pada perakitan, tetapi juga terlibat dalam rantai nilai yang bernilai tambah tinggi,” ungkap Airlangga saat menghadiri acara Peresmian Pengiriman Perdana Produk Smarthome Router ke Amerika Serikat di Batam, Kepulauan Riau (2/2) kemarin. 

Menurut Airlangga, adanya peluang dan tantangan di era industri 4.0, diharapkan industri elektronika pun mampu membangun kerja sama dengan manufaktur kelas dunia. 

“Tentunya akan terjadi transfer teknologi, sehingga bisa lebih meningkatkan kemampuan produksi dan menciptakan inovasi yang terdepan. Namun, perlu didukung pula oleh tenaga kerja terampil,” imbuhnya.

Menperin memberikan apresiasi kepada PT Sat Nusapersada atas semangat dan komitmennya yang ingin menjadi industri manufaktur elektronika berbasis teknologi tinggi di Indonesia dan memberi kontribusi signifikan dalam peningkatan ekspor.

Sejak tahun 1990, PT Sat Nusapersada memulai usahanya sebagai pemasok papan sirkuit cetak (PCB) serta merakit bagian mekanik dan perakitan komponen elektronik. Saat ini, perusahaan telah ikut berperan membangun dan mengembangkan industri smartphone di Indonesia.

Kesungguhan PT Sat Nusapersada dalam membangun industri manufaktur elektronika berteknologi tinggi di Indonesia, telah ditunjukkan dengan terus dikembangkannya pabrik dan fasilitas produksinya. Perusahaan ini berdiri di lahan seluas 75.652 m2 dengan bangunan seluas 41.488 m2 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 7.000 orang.

Dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan industri elektronika dan telematika, pemerintah telah menyiapkan beberapa insentif fiskal dan nonfiskal bagi investasi di sektor ini, seperti tax holiday dan tax allowance. 

Di samping itu, Kemenperin sudah mengusulkan skema insentif berupa super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100 persen yang akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi.

"Dan, ke depan, kami akan mendorong kerja sama investasi pada komponen industri elektronika dan telematika, seperti semi konduktor sebagai salah satu komponen utama, yang diharapkan sektor ini dapat semakin meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tandasnya.