Menperin Aktif Tarik Investor Singapura ke Kawasan Industri Kendal

Oleh : Ridwan | Senin, 24 September 2018 - 08:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Singapura, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengakui pihaknya semakin aktif menarik investor Singapura ke Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah. 

Hal tersebut disampaikan Menperin Airlangga seusai bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Chan Chun Sing di Singapura, akhir pekan kemarin.

"Saat ini, kami sudah memiliki lebih dari 43 tenant di KIK. Selanjutnya, kami tengah memfokuskan untuk pengembangan Politeknik Furnitur di kawasan tersebut," ungkapnya.

Pembangunan KIK merupakan hasil kerja sama antara investor Indonesia dengan Singapura. Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu diproyeksikan menyerap potensi investasi sebesar Rp200 triliun.

Pada tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektare dengan target 300 tenant dan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang hingga tahun 2025. 

“Untuk menjadi kawasan industri terpadu, pengembangan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare. Kawasan ini akan didukung dengan pengembangan zona industri, pelabuhan, fashion city, dan permukiman," paparnya.

Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi bagi para pelaku usaha Singapura. Hal ini karena didukung melalui stabilitas politik dan keamanan, peningkatan indeks kemudahan berbisnis (EoDB), potensi pasar yang besar, serta banyaknya jumlah sumber daya manusia sehingga menjadi faktor yang menarik untuk penanaman modal di Indonesia terutama sektor industri.

"Pemerintah telah bertekad untuk semakin menciptakan iklim bisnis yang kondusif, misalnya dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, pemberian insentif fiskal, dan kemudahan dalam perizinan usaha," katanya. 

Pada semester I tahun 2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat sebesar USD5,04 miliar atau naik 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan sepanjang tahun 2017, penanaman modal dari Negeri Singa mencapai USD8,44 miliar. 

Di samping itu, pada 2017, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura menembus hingga USD9 miliar, yang menjadikan Negeri Singa sebagai tujuan terbesar kelima dalam pengapalan produk manufaktur nasional.