Yogyakarta Harus Mampu Pertahankan Predikat Kota Batik Dunia

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 25 Agustus 2018 - 11:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Sleman- Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Daerah Istimewa Yogyakarya GKR Hemas membuka Gebyar Batik Sleman 2018 yang diselenggarakan di Pawon Semar Hotel Alana Jalan Palagan, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jumat (23/8/218)

Turut mendampingi GKR Hemas diantaranya Bupati Sleman Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman.

"Gebyar Batik Sleman 2018 diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 sebagai upaya untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia (World Batik City) yang setalah memenuhi tujuh kriteria ditetapkan oleh World Craft Council (WCC)," kata Kepala Disperindag Kabupaten Sleman Tri Endah Yitnani.

Menurut dia, kegiatan yang bertemakan "Innovation for Sustainable Future" tersebut berlangsung dari 24-26 Agustus 2018.

"Pada kegiatan tersebut juga terdapat 60 Bazaar dan Pameran Batik IKM batik yang terdiri dari 50 stan untuk IKM Sleman, lima stan untuk Kabupaten Gunung kidul, dan lima stand untuk DIY, Fashion show, workshop ayo membatik, dan talkshow," katanya seperti dilansir Antara.

Ketua Dekranasda DIY GKR Hemas menyampaikan bahwa penghargaan Yogyakarta sebagai batik dunia tersebut di raih karena kegigihan Yogyayakarta untuk mempertahankan batik-batik yang tetap yang menjadi acuan tradisi.

"Selain itu, faktor lain salah satunya yang menjadi penilaian ialah bahwa Yogyakarta memiliki balai batik dan juga penilaian bagi pembatik yang ada di Yogyakarta, termasuk salah satunya adanya pembelajaran batik di sekolah-sekolah guna menjaga keberlangsungan tradisi membatik itu sendiri," katanya.

Ia berharap Yogyakarta mampu mempertahankan  predikat Kota Batik Dunia yang akan kembali dinilai oleh World Craft Council (WCC) pada Oktober 2018.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendorong perkembangan batik di Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2015 tentang Tata Kelola Batik Sleman.

"Melalui Perbup ini hasil karya batik Sleman memiliki payung hukum dan perlindungan, sebagai upaya kami dalam menjaga originalitas batik Sleman," katanya.

Ia mengatakan, dalam rangka memotivasi para pengrajin batik dalam menggunakan pewarna alam, Pemerintah Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Dekranasda Sleman juga aktif memberikan ruang bagi pengrajin melalui pelaksanaan lomba batik warna alam.
 

"Melalui corak batik juga mampu menjaga kelestarian alam Sleman itu sendiri, dengan mulai beralih ke bahan-bahan yang ramah lingkungan," katanya.

Ia berharap terselenggaranya kegiatan ini tidak hanya dapat semakin mendeklarasikan Yogyakarta sebagai kota batik di mata dunia, namun juga mampu semakin menggeliatkan keberadaan batik di Sleman khususnya maupun kabupaten/kota DIY lainnya.

Sebelumnya pada pembukaan tersebut para tamu undangan disuguhi Tari Parijata Sinangling oleh Sanggar tari Kembang Sakura binaan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dan pertunjukan Fashion Show finalis lomba desain busana Sleman.