Kemenpar Siapkan Pemulihan Lokasi Wisata di Lombok NTB

Oleh : Chodijah Febriyani | Rabu, 08 Agustus 2018 - 14:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kementerian Pariwisata menyiapkan program pemulihan sejumlah lokasi wisata yang rusak karena mengalami gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) di Lombok, Sumbawa, dan Bali.

"Akan kami 'recovery' lokasi wisata (di Lombok), termasuk perumahan rakyat, hotel, dan sebagainya kami lakukan pemulihan, kami lihat kalau 3 minggu tanggap darurat sudah selesai kami akan lakukan 'recovery'," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/8/2018)

Menurut Arief, Kemenpar punya tiga program dalam mengatasi gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya itu yaitu "crisis center" untuk memberikan informasi, kedua memberikan pelayanan kepada wisatawan dan ketiga pemulihan lokasi wisata.

"Pagi ini sudah selesai 200 orang terakhir, rekan-rekan TNI Polri melakukan penyisiran di pulau-pulau Gili. kami harapkan hari ini benar-benar tuntas sehingga semua wisatawan mancanegara (wisman) bisa diantar ke Lombok dan dari Lombok akan menuju ke 3 destinasi utama kita, yaitu Bali, Jakarta, dan Surabaya dan selanjutnya melakukan penerbangan ke negara masing-masing," tambah Arief.

Namun Arief tidak bisa memastikan apakah ada wisatawan yang masih terjebak di lokasi bencana karena hingga Senin malam (6/8), masih ada sekira 6 wisatawan asing dari Yunani yang berada di bukit karena ketakutan akan terjadi tsunami.

"Bencana ini kemungkinan mengganggu target wisatawan mancanegara, kalau kami hitung pada 29 (Juli), saat kejadian (gempa) pertama itu sekitar 100 ribu orang (wisman) berkurang. Kalau dulu saat Gunung Agung Bali ada 1 juta orang," ungkap Arief.

Ia memperhitungkan pada 2018, Kemnpar menargetkan 17 juta kunjungan wisman namun realisasinya diperkirakan hanya akan mencapai 16 juta wisman.

"Kami optimis 'recovery' yang seperti ini tidak terlalu lama, contohnya Bali itu sekitar 3 bulan sudah selesai, kalau ini tanggap daruratnya kami tetapkan 3 minggu," tambah Arief.

Menurut Arief, hingga saat ini juga belum ada negara yang mengeluarkan "travel warning" bagi warganya untuk berwisata ke Lombok. Wisman yang datang ke Lombok paling banyak berasal dari China, selanjutnya Australia, Singapura, Malaysia, dan terakhir Eropa.

"Sampai tadi pagi baru China yang saya dengar, China bukan mengeluarkan 'travel warning' tapi 'travel advisory', itu khusus untuk Lombok. Kami memahami hal seperti itu karena memang kewajiban suatu negara mengingatkan warganya yang berada di daerah yang terkena bencana, (negara) yang lainnya tidak dan saya berterima kasih terutama Perdana Menteri Australia langsung menyatakan berbela sungkawa dan tidak mengeluarkan 'travel advisory' karena tidak seorang pun menginginkan terjadi bencana," jelas Arief.