Ini Dia The Power of Emak-Emak: Empat Srikandi Politik Versi The Initiative Institute

Oleh : Herry Barus | Senin, 23 Juli 2018 - 08:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta -Peran perempuan yang sebelumnya dianggap hanya berperan marjinal dibalik layar,  saat ini perannya sudah menunjukkan posisi dan daya kekuatannya di garis depan.  Perempuan yang semula hanya dianggap merupakan unsur pendukung, saat ini justru menjadi aktor utama dalam kegiatan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam kegiatan politik.

Kebangkitan para perempuan dalam bidang politik di era Millenial ini cukup fenomenal dan mewarnai jalannya roda pemerintahan.  Bila meminjam istilah gaul anak muda saat ini kebangkitan itu disebut “The Power of Emak-Emak.”

Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman Ph.D menilai, para perempuan saat ini perannya sangat signifikan. Arus utama politik dengan kesadaran patriarkhinya selama ini hanya dianggap sebagai sub ordinat atau unsur pendukung,  kini justru menjadi peran utama sebagai pengambil kebijakan di pemerintahan.

"Istilah kekiniannya The Power of Emak-Emak. Ini bukan hanya sekedar tampilnya perempuan tapi kebangkitan perempuan. Perempuan menggugat realitas hard politics (politik yang keras), penuh dengan money politics,  dan manuver oligarkhi menjadi kemampuan determinasi yang kuat untuk memastikan kebijakan publik mengabdi bagi kepentingan rakyat banyak" tutur CEO The Initiative itu, dalam dialog bertema The Power of Emak-Emak: Srikandi-Srikandi di Lingkaran Istana di Diskusi Kopi, Minggu (22/7/2018).

Airlangga Pribadi melanjutkan, The Iniatiative Institute melihat dan mengamati ada empat tokoh perempuan yang kiprahnya sangat mewarnai dalam kehidupan politik.  Kiprah mereka juga selalu menyedot perhatian dan menjadi konsumsi berita publik.

Mereka itu adalah Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim dan mantan Menteri Sosial), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Susi Pudjiastuti  (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan).

"Keempat figur ini sudah terbukti kapabilitas dan pengaruhnya dalam dunia politik. Namun Khofifah punya nilai plus, karena memiliki basis massa," imbuh Direktur Initiative Institute tersebut.

Satu hal yang perlu dipertimbangkan menurut Airlangga Pribadi, bahwa Muslimat NU Ormas dibawah pimpinan Khofifah Indar Parawansa telah berhasil menyumbangkan 5 kepala daerah dalam Pilkada Serentak baru lalu.

Oleh karena itu, maka ke depan bukan saja peran perempuan akan lebih besar dalam politik namun juga agenda dan aspirasi kaum perempuan seperti dalam bidang pekerjaan,  cuti melahirkan yang lebih lama serta pemberdayaan ekonomi berbasis peran ibu-ibu harus lebih dikedepankan. 

“Agenda politik lain yang patut untuk dikedepankan adalah perempuan dengan bukti kinerjanya yang lebih baik harus memiliki peran yang lebih luas.  Baik sebagai calon wakil presiden,  kuota perempuan dan anak muda 50% di kementrian mendatang dan pemajuan peran perempuan didalam politik lokal,” pungkas Airlangga Pribadi Kusman