Megawati-Airlangga Bertemu, Bursa Cawapres Semakin Terbuka Lebar

Oleh : Ridwan | Selasa, 17 Juli 2018 - 12:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perindustrian yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno, Senin (16/7/2018) kemarin.

Pertemuan yang berjalan secara kekeluargaan di Kediaman Megawati Soekarno Putri Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat tersebut secara khusus membahas mengenai koalisi dua partai tersebut dan calon wakil presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 hingga hingga pembahasan amandemen UUD 1945.

Dalam kesempatan tersebut Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri ditemani Menko PMK Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Pertemuan khusus yang dilakukan oleh Megawati dan Airlangga tersebut berlangsung lebih dari 2 jam dan membahas berbagai agenda strategis nasional kedepan.

“Golkar dan PDI Perjuangan memiliki akar sejarah panjang. Gabungan kekuatan keduanya, tidak hanya kuat di DPR, namun mampu memastikan efektivitas dan stabilitas pemerintahan ke depan. Terlebih kerjasama Golkar dan PDI Perjuangan tersebut dilakukan sebelum pilpres, dan hal ini akan memperkuat jalan kemenangan Pak Jokowi”, ujar Airlangga.

Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, setiap partai politik, di dalam menjalankan fungsi kaderisasi kepemimpinan wajar seandainya memerjuangkan Ketua Umumnya pada posisi strategis di tingkat nasional.

"Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan pada tahun 2014 juga banyak didorong sebagai calon presiden, namun Beliau mendengarkan aspirasi rakyat dan lebih memilih memberikan mandat dan mencalonkan Pak Jokowi. Sama dengan Golkar, Pak Airlangga merupakan representasi Golkar, memiliki pengalaman yang luas, dan kepemimpinannya telah teruji sejak zaman mahasiswa. Kepemimpinan Beliau juga merangkul dan membangun dialog. Jadi PDI Perjuangan sangat memahami apabila Golkar mencalonkan Pak Airlangga untuk mendampingi Pak Jokowi, sebab hal itu merupakan cita-cita setiap partainya untuk mendorong kadernya. Namun tentunya hal tersebut akan didialogkan bersama. Yang pasti, pertemuan tersebut sangat kondusif dan banyak hal-hal fundamental yang dibahas terkait dengan kerja sama kedua partai saat ini dan ke depan," ujar Hasto.

Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut juga dibahas mengenai sejarah panjang kerja sama Golkar-PDIP. Megawati, kata Hasto, gembira saat Airlangga juga bicara sejarah hubungan Golkar dan Bung Karno.

"Pada kesempatan tersebut juga disepakati pentingnya dukungan kepada Presiden Jokowi, juga disertai dengan agenda penataan sistem dan kelembagaan politik nasional agar sesuai dengan Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa," ujar Hasto.

Dikatakan Hasto, dalam kesempatan twrsebut, Airlangga juga bicara soal kajian terhadap amandemen UUD '45 dan upaya memperjuangkan MPR memiliki kewenangan di GBHN. Kemudian pernyataan itu ditanggapi secara serius oleh Megawati yang menceritakan Bung Karno pada tahun 1960-an mengumpulkan lebih dari 600 doktor dan merancang Pola Pembangunan Semesta Berencana. 

"Pola Pembangunan Semesta tersebut harus dipelajari kembali dan ditangkap ruhnya sebagai haluan negara yang menjabarkan Pancasila agar Indonesia berdaulat, berdikari, dan berkebudayaan", kata Megawati seperti disampaikan Hasto.

Hasto memastikan pertemuan tersebut sangat kondusif dan banyak hal-hal fundamental yang dibahas terkait dengan kerjasama kedua Partai saat ini dan kedepan.

Pada kesempatan tersebut juga disepakati pentingnya dukungan kepada Presiden Jokowi, juga diserta dengan agenda penataan sistem dan kelembagaan politik nasional agar sesuai dengan Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.