AirNav Indonesia: Gangguan Balon Udara Sangat Signifikan Untuk Keselamatan Penerbangan

Oleh : Hariyanto | Senin, 18 Juni 2018 - 11:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan gangguan balon udara sangat signifikan untuk keselamatan penerbangan.

“Oleh karena ukurannya yang besar dan tinggi sangat signifikan mengganggu keselamatan penerbangan,” kata Novie saat Konferensi Pers di Posko Terpadu Angkutan Lebaran di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta (17/6/2018).

Menurut Novie, dari data yang telah terkumpul kemarin gangguan mengenai balon udara tersebut telah dikomplain oleh 71 pilot yang berasal dari domestik dan Internasional.

“Kemarin itu kejadiannya banyak sekali traffic yang tidak bisa melewati rute-rute seharusnya sehingga traffic ini harus melambung menghindari balon-balon tersebut. Ini sangat mengganggu. Ini juga menjadi perhatian kita karena ruang udara Indonesia ini menjadi perseberangan internasional,” ujar Novie.

“Bisa dibayangkan kalau balon ini terbang di ketinggian 35.000 kaki dimana pesawat itu cruising di Pulau Jawa dimana jalur tersebut merupakan jalur penerbangan paling padat ke-5 di dunia karena itu AirNav Indonesia harus memblok sebagian ruang udara supaya tidak dilewati pesawat,” jelas Novie.

Sementara, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lee pun sependapat bahwa balon udara tersebut dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

“Resiko balon yang ukurannya super besar dengan diameternya bahkan lebih dari 10 meter dan tinggi lebih dari 20 meter itu dapat mengancam keselamatan penerbangan dan dengan jumlahnya yang banyak itu bagaikan ranjau udara di sepanjang pulau jawa mulai dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur,” ujar Alvin.

Balon-balon udara yang dilepas tersebut menjadi tidak terkendali, terbang sampai ke Samudera Hindia bahkan mencapai Kalimantan.

“Sekarang ini balon-balon udara ini dilengkapi dengan alat pembakar supaya ada udara panas didalamnya untuk terus mengangkat. Pada saat tertentu balon udara ini bisa jatuh tidak terkendali,” kata Alvin.

Alvin Lie menilai bahwa tindakan yang dilakukan masyarakat tersebut bukan lagi sekedar tradisi saja karena balon-balon yang banyak diterbangkan sekarang ini ukurannya sudah melampaui ukuran balon tradisional yang sebenarnya. Selain itu, teknologi yang digunakan bukan lagi teknologi tradisional karena rancang bangunnya rumit dan menggunakan bahan-bahan yang modern.

“Kita tidak melarang tradisi ini namun kita minta bagi yang menjalankan tradisi ini agar betul-betul memperhatikan keselamatan. Ini bagian dari pelayanan publik dan kesadaran kita terhadap keselamatan perlu terus ditingkatkan,” kata Alvin.