Produksi Gas PHE Kuartal-1 Naik Tiga Persen

Oleh : Hariyanto | Jumat, 25 Mei 2018 - 14:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat produksi gas 748 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) sepanjang Januari-Maret 2018, naik tiga persen dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar 725,6 MMSCFD.

"Pada 2018, PHE mematok target produksi sebesar 771,07 MMSCFD," ujar Direktur Utama PHE Gunung Sardjono Hadi kepada pers di Jakarta, Kamis (24/5/2018)

PHE adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu. Target produksi gas PHE pada 2018 lebih tinggi 6,5 persen dibandingkan realisasi rata-rata produksi 2017 sebesar 723,5 MMSCFD.

Produksi minyak PHE pada tiga bulan pertama 2018 tercatat 62,3 ribu barrel oil per day (BOPD), tidak jauh berbeda dibanding periode yang sama 2017 sebesar 62,9 ribu BOPD.

"Pada 2018 PHE menargetkan produksi minyak sebesar 70,41 ribu BOPD, lebih tinggi dibanding 2017 yang mencapai 69,3 ribu BOPD," kata Gunung.

Menurut Gunung, PHE akan mempercepat monetisasi cadangan PHE dengan menerapkan strategi klasterisasi sumber cadangan. Strategi ini bisa digunakan di wilayah kerja yang memiliki cadangan gas tidak terlalu besar, namun bisa segera dimonetisasi.

Dengan klasterisasi PHE tidak lagi berpikir hanya menunggu pembeli gas, tetapi berinovasi bagaimana menciptakan pasar. Karena meskipun memiliki cadangan besar akan percuma jika tidak ada penyerap gas.

"Jadi tidak tergantung pasar tapi menciptakan pasar. Itu yang sekarang kami kejar. Konsep monetisasi gas dibikin klaster. Jadi kami juga harus berpikir bagaimana bisa masuk ke midstream," kata Gunung.

Ekariza, Direktur Operasi dan Produksi PHE, mengatakan realisasi produksi gas PHE sangat tergantung dari penyerapan di pasar. Jika penyerapan pasar besar, maka PHE bisa meningkatkan produksi gasnya.

"Produksi gas kuartal I lebih tinggi karena ada peningkatan penyerapan. Kontribusi produksi terbesar berasal dari Tomori," kata Ekariza.  Selain Tomori, kontribusi produksi gas PHE berasal dari blok Offshore North West Java (ONWJ), Jambi Merang dan West Madura Offshore (WMO).