KPPI Mulai Lakukan Penyelidikan Atas Melonjaknya Volume Impor Ubin Keramik

Oleh : Hariyanto | Kamis, 05 April 2018 - 15:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) mulai melakukan penyelidikan yang merupakan tindakan pengamanan perdagangan (safeguards) atas melonjaknya volume impor ubin keramik setelah ada permohonan dari pelaku usaha dalam negeri.

Kepala KPPI Mardjoko mengatakan bahwa Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) yang mewakili industri dalam negeri penghasil ubin keramik mengajukan permohonan untuk dilakukan penyelidikan. KPPI menemukan ada lonjakan volume impor ubin keramik.

"Selain itu, juga terdapat indikasi awal kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami industri dalam negeri. Kerugian ini diakibatkan oleh lonjakan volume impor barang ubin keramik," kata Mardjoko melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (4/4/2018)

Kerugian atau ancaman kerugian terlihat dari beberapa indikator kinerja industri dalam negeri pada periode 2015-2017.

Indikator tersebut antara lain meningkatnya persediaan akhir atau jumlah barang yang tidak terjual, menurunnya volume produksi dan penjualan domestik yang membuat industri dalam negeri terus mengalami kerugian finansial, serta menurunnya produktivitas dan kapasitas terpakai.

Selain itu, juga berkurangnya jumlah tenaga kerja dan menurunnya pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam tiga tahun terakhir (2015-2017), volume impor ubin keramik terus meningkat. Pada 2015 impor ubin keramik sebanyak 861.341 ton, kemudian tahun 2016 naik 24,7% atau sebanyak 1.073.972 ton.

Pada 2017 naik 17,5% atau sebanyak 1.262.016 ton. Rata-rata kenaikan volume impor ubin keramik sebesar 21,1% per tahun. "Dari data tersebut dapat dilihat ada kenaikan impor sebesar 46,5% pada 2017 dibanding 2015," kata Mardjoko.

Negara asal impor barang ubin keramik antara lain Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Volume impor ubin keramik terbesar berasal dari Tiongkok, dengan pangsa impor sebesar 97,19% dari total impor ubin keramik Indonesia tahun 2015. Pada tahun 2016 pangsa pasarnya meningkat sebesar 98,84% dan pada 2017 turun menjadi 96,03%. (tar)