Kemenperin Fokuskan Lima Sektor Industri Hadapi Era Digital

Oleh : Ridwan | Kamis, 22 Maret 2018 - 20:57 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta, Menghadapi era digital saat ini, Kementerian Perindustrian telah menyusun roadmap(peta jalan) Industry 4.0 dengan menetapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas dalam pengembangannya.

"Kelima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, elektronika, tekstil, dan kimia. Jadi lima sektor industri ini yang akan fokus dikembangkan oleh pemerintah dalam menghadapi era digital yang perkembangannya sangat cepat," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Ngakan menjelaskan, kelima sektor industri yang diunggulkan untuk memasuki Industry 4.0 tersebut, selama ini berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Misalnya, industri makanan dan minuman yang memiliki pangsa pasar dengan pertumbuhan mencapai 9,23 persen pada tahun 2017. Selain itu, menjadi penyumbang terbesar dalam PDB industri nonmigas hingga 34,33 persen tahun 2017.

"Peranan industri makanan dan minuman juga tampak dari sumbangan nilai ekspor produknya, termasuk minyak kelapa sawit yang mencapai USD31,7 miliar pada tahun 2017 dan mengalami neraca perdagangan surplus bila dibandingkan dengan nilai impornya sebesar USD9,6 miliar," papar Ngakan.

Guna mempercepat pertumbuhan kelima sektor industri tersebut, lanjutnya, berbagai teknologi pendukung Industry 4.0 seperti Internet of Things(IoT), advance robotic, artificial intelligence, dan additive manufacturingakan diimplementasikan.

Tujuannya adalah untuk mencapai peningkatan produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta kualitas produk yang lebih baik melalui pemanfaatan teknologi terkini secara optimal.

Bahkan, menurut Ngakan, transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor industri yang telah meningkatkan pendapatan per kapita dan mengantarkan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris menuju masyarakat ekonomi yang mengandalkan proses peningkatan nilai tambah berbasis industri, nantinya juga bakal diakselerasi oleh perkembangan teknologi digital.

"Terlebih lagi, peluang pembangunan ekonomi digital di Indonesia sangat besar, antara lain karena tahun 2030 jumlah penduduk usia produktif akan mencapai di atas 60 persen, internet telah menjangkau lebih dari setengah populasi Indonesia, peningkatan jumlah kelas menengah diperkirakan mencapai 135 juta orang, dan peningkatan permintaan produk digital," sebutnya.

Jadi, industri manufaktur masih dan akan terus menjadi penyokong utama perekonomian Indonesia, yang tidak akan serta merta digantikan oleh sektor jasa.

Sektor industri manufaktur senantiasa diperkuat untuk mencapai Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035.

"Tentunya hal ini dapat dicapai apabila semua komponen bangsa bekerja sama untuk membangun industri yang kuat, berdaya saing, berkelanjutan dan inklusif," tegas Ngakan.