Peryaan Imlek 2018, Bali Tetap Jadi Destinasi Wistawan Asal China

Oleh : Chodijah Febriyani | Selasa, 23 Januari 2018 - 18:15 WIB

INDUSTRY.co.id, Bali - Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 15 hingga 22 Februari 2018, tentunya masyarakat Tionghoa mulai berlibur dan Pulau Bali yang maenjadi salah satu tujuan wisata asal China.

"Pulau Phuket, Pulau Bali, Pulau Saipan, dan beberapa tempat yang udaranya lebih hangat banyak menerima pesanan paket wisata," demikian laporan yang dikeluarkan Asoasi Perjalanan Wisata China (CATS) dan Tuniu, agen perjalanan wisata, Selasa, (23/1/2018).

CATS dan Tuniu sama sekali tidak menyinggung dampak letusan Gunung Agung yang sempat mengakibatkan kepanikan para wisatawan asal China beberapa waktu lalu.

Kedua lembaga tersebut menyatakan bahwa masyarakat daratan Tiongkok itu tidak akan melewatkan liburan yang bertepatan dengan liburan semester sekolah.

"Perjalanan wisata akan tumbuh menjadi salah satu pilihan utama warga China dalam merayakan Tahun Baru Imlek," tulis CATS dan Tuniu sebagaimana dikutip Chinanews.com.

Tempat-tempat yang suhu udaranya lebih hangat, seperti kawasan perkotaan dan kepulauan menjadi tujuan favorit, demikian laporan People's Daily.

Untuk wisata domestik, wilayah selatan China, seperti Pulau Hainan, Provinsi Yunnan, Provinsi Guangdong, dan Provinsi Fujian bakal kebanjiran wisatawan, terutama dari warga wilayah utara, barat, barat daya, dan timur laut China yang udaranya rata-rata di bawah 0 derajat Celcius.

Sementara untuk wisata ke luar negeri, warga China akan mengunjungi Thailand, Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia.

"Saya sudah pesan tiket pesawat dan hotel di Yogyakarta dan di Kuta (Bali) jauh-jauh hari sebelumnya," kata Lielee, warga Beijing yang akan berlibur di Indonesia selama dua pekan bersama suami dan kedua mertuanya.

Kementerian Pariwisata China (CNTA) mengumumkan hasil survei yang menyebutkan bahwa sepanjang 2017 warga setempat rata-rata melakukan 3,7 kali perjalanan wisata domestik dengan pengeluaran rata-rata 914 Reminbi/RMB (Rp1,83 juta) per perjalanan.

Data CNTA juga menyebutkan bahwa warga China telah melakukan lima miliar perjalan wisata domestik pada 2017 sehingga memberikan sumbangan pendapatan negara tersebut sebesar 4,57 triliun RMB (Rp9.140 triliun).

Jumlah perjalanan wisata ke luar negeri sepanjang tahun lalu menembus angka 129 miliar, demikian CNTA.

Ctrip, penyedia layanan jasa wisata berbasis daring terbesar di China, menyebutkan bahwa 55 persen perjalanan wisata dilakukan oleh kaum perempuan.

Thailand, Jepang, AS, Indonesia, Singapura, Maladewa, Vietnam, Australia, Italia, dan Rusia merupakan 10 besar negara tujuan wisatawan China sepanjang tahun lalu, demikian Ctrip.

Pada tahun lalu, Kementerian Pariwisata RI menargetkan 2,5 juta kunjungan wisata dari China.

Namun target tersebut tidak berhasil dicapai karena serangkaian peristiwa letusan Gunung Agung pada akhir bulan November 2017. (Ant)