Pasokan AS Mengetat, Harga Minyak Mentah di Pasar Asia Menguat

Oleh : Abraham Sihombing | Rabu, 22 November 2017 - 11:23 WIB

INDUSTRY.co.id - New York – Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 48 sen menjadi US$57,31 per barel pada akhir perdagangan di New York, Selasa (21/11/2017) atau Rabu (22/11/2017) dinihari WIB. Disamping itu, harga minyak mentah Brent naik 24 sen atau 0,4% menjadi US$62,81 per barel.

Reuters di Singapura, melaporkan, penguatan harga minyak mentah di pasar global pada Rabu (22/11/2017) dini hari tadi disebabkan oleh mengetatnya cadangan minyak Amerika serta kesepakatan pengetatan produksi yang dilakukan oranisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang diprediksi bakal diperpanjang hingga melewati Maret 2018.

Kondisi tersebut membuat pasar minyak mentah di Asia terdukung oleh langkah OPEC dan beberapa produsen non-OPEC yang dipimpin Rusia untuk terus memperketat produksi guna mengakhiri kelebihan pasokan global.

Kesepakatan untuk menahan produksi minyak mentah yang dilakukan OPEC tersebut bakal berakhir pada Maret 2018. Kendati demikian, OPEC bakal menggelar pertemuan di Wina pada 30 November 2017 mendatang guna membahas prospek dari kebijakan tersebut.

“Seluruh perhatian dunia tetap terfokus pada rencana OPEC yang akan menggelar pertemuan di Wina, Austria. Pasalnya, hasiul dari pertemuan tersebut akan menentukan harga minyak dalam jangka pendek,” ujar Stephen Innes, Kepala Perdagangan sebuah broker pasar berjangka OANDA untuk Asia-Pasifik.

Sementara itu, seorang analis JP Morgan, bank investasi Amerika, menuturkan, permintaan dan pasokan minyak pada tahun depan diperkirakan berimbang berkat perpanjangan pemangkasan produksi yang dilakukan OPEC dan non-OPEC tersebut. Pasalnya, jika perpanjangan tersebut tidak dilakukan, maka pasar akan mengalami surplus pasokan.

“Jika pasar surplus pasokan, maka harga rata-rata minyak mentah WTI diperkirakan dapat mencapai US$54,6 per barel dan harga rata-rata minyak mentah Brent sebesar US$58 per barel pada 2018,” imbuh analis tersebut. (Abraham Sihombing)