Top! Strategi Apik Membuahkan Hasil, Penjualan Alat Berat Non-Tambang Meningkat, KOBEX Bukukan Pendapatan Rp531,94 Miliar di Triwulan I-2024

Oleh : Kormen Barus | Minggu, 05 Mei 2024 - 13:20 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta– PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) penyedia alat berat terintegrasi telah merilis Laporan Keuangan (Unaudited) triwulan I tahun 2024. Perseroan melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 1,30% yoy.

KOBEX meraih pendapatan sebesar Rp531,94 miliar, naik 1,30% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp525,11 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh kinerja penjualan segmen-segmen usaha yang dimiliki Perseroan.

Andry B. Limawan, Direktur Utama PT Kobexindo Tractors Tbk mengatakan, strategi Perseroan untuk terus memperkuat lini produk unggulan non tambang membuahkan hasil. Tahun 2023 lalu,

Perseroan menambah lini produk baru dari Develon berupa excavator kelas 5-20 ton yang biasa digunakan untuk segmen infrastruktur atau konstruksi.

KOBEX berharap penjualan alat berat non tambang/ batu bara secara bertahap dapat terus bertumbuh dan mampu mengimbangi penjualan unit alat berat pertambangan batu bara.

KOBEX saat ini memiliki empat segmen usaha utama yakni: 1) penjualan unit alat berat, 2) penjualan suku cadang, 3) jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan, serta 4) sewa (alat berat dan bangunan).

Penjualan unit alat berat (tambang dan non tambang) merupakan kontributor terbesar pendapatan secara konsolidasi. Segmen tersebut menyumbang 64,91% dari total penjualan pada triwulan I 2024.

Angka tersebut lebih rendah ketimbang kontribusi tahun lalu sebesar 69,93%. Hal tersebut menandakan adanya pertumbuhan kontribusi dari segmen-segmen di luar penjualan unit. Pada tiga bulan pertama 2024, KOBEX membukukan penjualan unit alat berat sebesar Rp345,29 miliar, terkoreksi 5,97% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp367,19 miliar.

Kontribusi pendapatan terbesar kedua bersumber dari segmen penjualan suku cadang dengan kontribusi 19,15%. Hingga akhir Maret 2024, segmen ini membukukan pendapatan Rp101,85 miliar,

melonjak 47,30% ketimbang tahun lalu yakni Rp69,14 miliar. Pencapaian tersebut membuat segmen ini mengalami peningkatan pertumbuhan tertinggi dibandingkan lainnya.

Segmen usaha yang tumbuh terbesar kedua setelah segmen penjualan suku cadang adalah sewa.

Segmen ini tercatat tumbuh dua digit, yakni 19% menjadi Rp32,49 miliar. Sebelumnya Rp27,30 miliar.

Adapun segmen jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp52,31 miliar, terkoreksi 14,90% dari tahun lalu yaitu Rp61,47 miliar. Segmen ini berkontribusi 9,83% atau terbesar ketiga, terhadap pendapatan secara konsolidasi di triwulan III 2024.

Selain mampu meningkatkan kinerja penjualan, Perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi yang terlihat dari turunnya beban pokok pendapatan sebesar 2,20% dari Rp440,51 miliar pada triwulan I 2023 menjadi Rp430,82 miliar di triwulan I 2024. Hal tersebut berdampak pada peningkatan laba bruto sebesar 19,51% menjadi Rp101,11 miliar ketimbang tahun lalu Rp84,61 miliar.

Perseroan juga berhasil mengendalikan pertumbuhan beban usaha dari Rp83,26 miliar menjadi Rp67,28 miliar atau setara efisiensi 19,19%. Namun, menguatnya nilai tukar AS terhadap rupiah membuat beban operasi lainnya tercatat minus Rp37,46 miliar secara yoy. Adapun tahun lalu tercatat positif Rp69,68 miliar. Hal ini membuat laba usaha terkoreksi menjadi minus Rp3,63 miliar dibandingkan tahun lalu Rp71,02 miliar dan rugi bersih yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk tercatat minus Rp41,91 miliar dibandingkan Rp63,46 miliar tahun lalu.

Meskipun demikian, Perseroan masih membukukan pertumbuhan dari sisi aset. Aset lancar tumbuh 1,21% menjadi Rp2,42 triliun di triwulan I 2024, ketimbang tahun lalu Rp2,39 triliun. Aset tidak lancar tumbuh 1,64% menjadi Rp1,13 triliun berbanding Rp1,11 triliun pada posisi Desember 31, 2023. Sehingga, total aset tercatat tumbuh 1,35% menjadi Rp3,55 triliun pada akhir Maret 2024 ketimbang posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp3,50 triliun.

“Perseroan terus mencermati fluktuasi nilai tukar dalam beberapa waktu mendatang, namun kami optimis dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 10% dibandingkan pencapaian tahun 2023 lalu. Secara operasional, Perseroan terus berupaya untuk memberikan kinerja terbaik dalam peningkatan penjualan dan melakukan efisiensi. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan laba kotor Perseroan yang tumbuh hampir 20%.” Papar Andry B. Limawan.