DP Rusunami TOD Perumnas Cuma Rp 2,2 Jutaan

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 05 Oktober 2017 - 18:15 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Setelah beberapa waktu lalu meluncurkan proyek rumah susun berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Perum Perumnas bersama PT KAI kembali meresmikan pembangunan rumah susun di Stasiun Pondok Cina, Depok. Percepatan pembangunan ini tak lain adalah dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah.

Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, “Kami melihat animo yang luar biasa pada TOD Tanjung Barat sehingga kami mensegerakan terealisasikannya TOD Depok ini. Selain untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal, kami juga mengusung terciptanya berkurangnya polusi di Jabodetabek”, jelasnya pada acara peletakan batu pertama (groundbreaking) di Stasiun Pondok Cina, Depok.

Sinergi antar BUMN yang dilakukan ini juga sebagai bentuk komitmen nyata Pemerintah dalam menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan masyarakat umum lainnya sebagai alternatif hunian efisien.

Adapun pembangunan empat menara hunian di TOD Depok akan menampung sekitar 3.400 unit hunian dengan lahan seluas 27.706 meter persegi dan nilai investasi Rp 1,45 triliun.

“Sesuai arahan Ibu Menteri BUMN, Rini Soemarno, sekitar 30 persen dari jumlah unit yang dibangun harus diperuntukkan sebagai rusun subsidi. Maka itu, konsumen yang berhak mendapatkan unit subsidi adalah yang berpenghasilan maksimal Rp7 juta,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menguraikan proyek TOD Depok ini memiliki komposisi hunian rusunami dan anami dengan tipe satu kamar tidur dan dua kamar tidur. “Lagi-lagi sesuai arahan Ibu Rini, kami merevisi tipe unit yang semula ada studio menjadi paling kecil satu kamar tidur dengan luas 32 m2,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Pemasaran Perum Perumnas, Muhammad Nawir menjelaskan, MBR yang berminat untuk membeli rusun di TOD Depok utamanya harus sesuai persyaratan penerima FLPP, belum punya rumah, dan belum pernah mencicil rumah dengan KPR.

“Konsumen harus membawa surat keterangan dari lurah setempat (sesuai domisili), yang isinya menyatakan bahwa ia belum pernah memiliki rumah. Selain itu nanti kan ada seleksi dari bank, kalau menurut bank ia tidak layak diberi KPR FLPP, maka diberi pilihan untuk ambil KPR umum.”

“Untuk rusunami di TOD Depok, harga bangunan per meter perseginya Rp7 juta. Sedangkan yang non-subsidi itu Rp16 juta. Jadi harga rusunami MBR-nya sekitar Rp224 jutaan. Uang muka FLPP hanya 1% – 5%, kami usahakan masyarakat yang beli di sini dapat 1% sajalah. DP-nya jadi ringan sekali hanya Rp2,2 jutaan,” imbuh Nawir