Kawasan Industri Morowali Sejahterakan Daerah Sekitar

Oleh : Ridwan | Selasa, 19 September 2017 - 08:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Palu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, kawasan industri Morowali yang berdiri sekitar 4 tahun lalu sudah mengalami perkembangan pesat. Kawasan ini bergerak dalam pengolahan stainless steel, dan saat ini sudah bisa produksi 3,5 juta ton per tahun.

"Dengan adanya kawasan ini kita tidak perlu lagi mengekspor bahan baku keluar tapi sekarang kita mengimpor bahan baku untuk dijadikan stainless steel," ungkap Airlangga di Palu, Sulawesi Tengah (18/9/2017).

Ia menambahkan, berkembangnya kawasan industri ini memberikan dampak positif untuk mensejahterakan daerah. Terbukti pada tahun 2016 PDRB Kabupaten Morowali sebesar Rp14,6 triliun. "Dalam 5 tahun mendatang, diproyeksikan PDRB Morowali bisa berada di angka Rp48,3 triliun," terangnya.

Tidak hanya Morowali, PDRB Sulawesi Tengah juga tercatat tumbuh dari Rp71,6 triliun pada 2014 menjadi Rp91,1 triliun. Pada 2020, PDRB provinsi ini diproyeksikan mencapai Rp190,20 triliun dengan sumbangan dari sektor industri sebesar 35,12 persen.

"Langkah ini sesuai dengan Nawacita Pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik," kata Menperin.

Menurut Airlangga, pembangunan Kawasan Industri Morowali ini menjadi salah satu upaya percepatan beberapa pengembangan proyek industri logam di Tanah Air, seperti industri berbasis nikel dan baja tahan karat (stainless steel).

Selama ini, Kemenperin memfasilitasi pembangunan kawasan industri yang dekat dengan sumber bahan baku sebagai program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Hal ini berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menargetkan pembangunan 14 kawasan industri di luar pulau Jawa, salah satunya adalah Kawasan Industri Morowali karena memiliki potensi sumber daya alam nikel yang besar.

Lebih jauh, untuk meningkatkan daya saing, kawasan industri ke depan juga akan dibangun sebagai kawasan modern yang mengarah pada pengembangan kota baru yang terintegrasi, dengan seluruh dukungan sarana prasarana termasuk di dalamnya pendirian pusat pendidikan serta pusat penelitian dan pengembangan.