Jaga Kehandalan Listrik, PLN Bangun Kabel Listrik Bawah Tanah Senilai Rp300 Miliar

Oleh : Hariyanto | Kamis, 14 September 2017 - 17:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya -  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau kabel listrik bawah tanah 150 kilo Volt (kV) dari Surabaya hingga Madura. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di Pulau Madura sekaligus menjaga kehandalan listrik,

Kabel listrik ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari Kedinding, Surabaya hingga tower di ujung jembatan Suramadu sisi Madura, yang selanjutnya terhubung dengan jaringan transmisi 150 kV sebanyak 35 tower menuju ke Gardu Induk (GI) Bangkalan, Madura.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meresmikan dimulainya pekejaan pembangunan kabel bawah tanah yang bertempat di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, dekat gerbang tol Suramadu sisi Madura, Rabu (13/9/2017) Kemarin.

Proyek kabel bawah tanah yang dibangun terdiri dari dua sirkit, yakni sirkit 3 dan 4 dengan nilai Rp 300 miliar dan diharapkan selesai pada Juni tahun 2018.

Kebutuhan listrik di Madura saat ini sebesar 140 MW yang dipasok oleh kabel bawah tanah sirkit 1 dan 2 dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di Pulau Madura, pembangunan sirkit 3 & 4 menjadi salah satu solusi, di samping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.

Selain proyek kabel bawah tanah, pada kesempatan yang sama juga diresmikan beroperasinya Gardu Induk (GI) yang tersebar di Jawa Timur, yakni GI Altaprima , GI Bambe, GIS Gunungsari, GI Jatigedong, GI Kraksaan, GI Gilitimur, dan GI Karangpilang.

"Proyek kabel bawah tanah dan Gardu Induk tersebar di Jawa Timur ini adalah bagian program 35.000 Megawatt yang sudah dicanangkan Pemerintah Pusat sebagai bentuk kerja nyata jajaran PLN untuk menerangi negeri," tutur Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara, Djoko Rahardjo Abumanan.

Djoko berharap, dengan ketersediaan listrik yang cukup, maka diharapkan dapat menarik minat para investor membuka industri di Pulau Madura, sehingga meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Madura.

"Selain itu, juga untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Madura yang saat ini masih rendah, yaitu 66% dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar kurang lebih 91%,” pungkas Djoko.