Direktur Utama Rahmad Pribadi Beberkan 3 Rahasia Pupuk Kaltim Tetap Terdepan Dalam Penerapan ESG

Oleh : Herry Barus | Selasa, 04 Oktober 2022 - 13:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dengan bergesernya perhatian dunia usaha yang tidak hanya menuntut perusahaan untuk lebih profitable dan lebih produktif , kini perusahaan juga diharuskan untuk lebih ramah lingkungan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa konsep ESG ( Environmental, Social, and Governance) menjadi sangat populer di lima tahun terakhir.

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang sekarang sudah berusia hampir 45 tahun pun mengakui bahwa ESG secara konsep adalah hal yang baru, namun secara praktik sudah dilakukan dari lama. Walaupun PKT melalui proses yang rumit dalam produksi pupuk dengan menggunakan gas alam, ESG tetap menjadi tanggung jawab perusahaan dalam menjawab tantangan-tantangan perusahaan di masa depan yang lebih berorientasi pada lingkungan.

Dalam diskusi bersama dengan Febriany Eddy (CEO Vale Indonesia), Dilo Seno Widagdo (Direktur Pengembangan MIND ID yang diwakilkan oleh Binahidra Logiardi ( Division Head Corporate Responsibility MIND ID), dalam talkshow berjudul ESG, The Future of Corporate Resilience pada Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (29/09), Rahmad menuturkan 3 kunci dalam kesuksesan PKT dalam menerapkan ESG di operasional bisnisnya.

1. Menyiapkan Peta Jalan dan Target yang Terukur Dengan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan sesuai kaidah ESG, PKT menargetkan untuk mengurangi emisi gas karbon sekitar 30% pada 2030, serta mencapai net zero emission di 2060. Menuju target tersebut, PKT telah menyiapkan rancangan dalam 2 tahapan besar:

○ Tahap pertama, dari tahun ini sampai tahun 2030, PKT menganggarkan offset karbon sebanyak 30%. Beberapa hal yang sudah dilakukan PKT untuk itu adalah PLTS Atap yang dapat menghemat 20% - 30% kebutuhan energi PKT di area perkantoran dengan total luas 6.500 M2 dan mengganti kendaraan operasional kantor menggunakan motor listrik. Ada juga rencana membangun Pabrik Soda Ash (proyek ini juga termasuk hilirisasi) yang berpotensi menyerap CO2 sekitar 174.000 ton per tahun.

○ Tahap kedua akan dimulai pada tahun 2031. Di tahap kedua ini akan dibutuhkan teknologi yang lebih tinggi yang saat ini masih dalam tahap pengembangan yaitu low carbon sourcing dan carbon capture storage. PKT akan menyiapkan kapasitas penyimpanan carbon capture storage (CCS) bersama Pupuk Indonesia . Di sisi yang lain juga akan ada reaktivasi pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2) dan teknologi biomassa.

2. Kolaborasi untuk Menciptakan Dampak Yang Lebih Besar, Berkolaborasi dengan masyarakat menjadi salah satu hal yang dilakukan PKT untuk menciptakan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. PKT melanjutkan kerja sama dengan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) untuk program Hutan Komunitas dengan melakukan penanaman pohon bersama masyarakat dengan target 10 juta pohon pada tahun 2030. Selain itu, PKT sebelumnya juga bekerja sama dengan masyarakat Bontang untuk Konservasi Terumbu Karang dan Hutan Mangrove.

3. Fokus pada Dunia di Masa Depan dimotori Generasi Milenial PKT dimotori oleh 60% Milenial juga menjadi salah satu pendorong utama dalam penerapan budaya ESG di PKT.

Rahmad mengakui, dengan dorongan para milenial, PKT mengganti slogannya menjadi Future is Ours karena para milenial di PKT melihat untuk rencana pengembangan PKT ke depan, seluruh elemen PKT harus memiliki spirit dan passion yang sama untuk menyambut dan menjemput masa depan.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama PKT memaparkan, “Banyak hal juga yang sudah dilakukan oleh PKT terkait dengan ESG dalam usaha mengurangi emisi karbon. Salah satunya adalah di sekitar lingkungan PKT sendiri, kendaraan bermotor secara gradual diubah ke arah elektrik. PKT juga sudah menggunakan sepertiga tenaga surya untuk daerah perkantoran. Ini adalah budaya yang dibentuk oleh kita sesuai dengan kaidah ESG. In whatever we do, kita harus memperhatikan aspek ESG. ESG itu sudah tertanam di dalam strategi pengembangan perusahaan.”

PKT terus mengembangkan praktik-praktik yang sesuai dengan kaidah ESG untuk mendukung ketahanan pangan nasional. PKT juga mendorong penggunaan pupuk yang seimbang antara pupuk hayati dan organik untuk dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Sebagai produsen urea terbesar di Asia Tenggara, PKT siap melahirkan inovasi dan memimpin transformasi hijau industri petrokimia tanah air