Kemenparekraf Perkuat Rantai Pasok Industri Parekraf di Kabupaten Bandung

Oleh : Candra Mata | Selasa, 06 September 2022 - 08:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memperkuat rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (5/9/2022) mengatakan, rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif diperlukan dalam membangun dan mengembangkan ekosistem pariwisata di Kabupaten Bandung. 

“Penguatan rantai pasok ini melibatkan berbagai pihak mulai dari hulu hingga hilir sehingga diperlukan kolaborasi yang kuat, karena semuanya berkesempatan menghadirkan peluang usaha dan lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandiaga melalui keterangan tertulisnya kepada redaksi INDUSTRY.co.id, Selasa (6/9/2022).

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana saat kegiatan “Membangun Branding dalam rangka Peningkatan Rantai Nilai Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” di Mountain Breeze Clubhouse Kabupaten Bandung, menyampaikan kegiatan rantai pasok difokuskan kepada 5 Destinasi Super Prioritas dan diperluas tahun depan ke Kabupaten Bandung. 

“Sehingga pada kegiatan ini, kami akan melaksanakan upskilling untuk SDM UMKM untuk persiapan melakukan temu bisnis. Mendiskusikan kebutuhan hotel yang harus dipenuhi antara lain kualitas, kuantitas, delivery, sistem pembayaran, dan matchmaking. Serta dalam kegiatan ini kami melakukan coaching clinic kepada UMKM untuk kegiatan temu bisnis,” kata Anggara Hayun. 

Anggara berharap penguatan rantai pasok di kabupaten Bandung dapat menghasilkan kemitraan rantai pasok berkelanjutan antara UMKM dan hotel. 

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyampaikan rantai pasok selama ini menggunakan sistem industri dari hulu ke hilir tetapi tidak melihat bagaimana cara menyelamatkan perajin seperti perajin batik di sisi hulu. 

“Contohnya seperti Pak Dede pernah memamerkan sebuah produk ‘Gobang, Golok Sunda’ sebagai senjata Kerajaan Padjadjaran dipamerkan di Konferensi Asia Afrika. Untuk memperkenalkannya perlu sebuah narasi produk dimaksud sehingga ada respons orang asing terhadap produk tersebut,” kata pria yang akrab dipanggil Dede Yusuf itu.

Dede Yusuf berharap rantai pasok dapat ditangani oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 

“Apakah di Kabupaten Bandung sudah dipikirkan rantai pasoknya? Pikirkan juga hulunya dan diharapkan terjalin kemitraan yang baik antara hulu dengan hilir,” tegas Dede Yusuf. 

Turut hadir, Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Mory Waskara, Perwakilan Peneliti P2Par ITB As’ad Farag, Narasumber dari CommuniAction sekaligus Penyiar Radio Jak FM, Egard Dewo.