Ini Alasan Usulan BBM Subsidi tidak Naik

Oleh : Wiyanto | Rabu, 31 Agustus 2022 - 16:17 WIB

INDUSTRY.co.id-Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Bambang Haryo Soekartono menilai rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi secara total adalah tidak tepat.

Lantaran harga minyak mentah dunia menurun tajam berkisar dibawah 90 USD per barel dipertengahan Agustus 2022 dari 120 USD per barel beberapa bulan yang lalu.

Dikatakan Bambang Haryo, mengutip Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa BBM bersubsidi akan habis di akhir bulan September dikarenakan terjadi peningkatan konsumsi BBM Subsidi, sehingga membebani APBN.

Menurut anggota DPR-RI periode 2014-2019, pemerintah saat ini seharusnya paham bahwa penggunaan BBM di tahun 2022 mestinya ada peningkatan sebesar 50% dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2012 ke tahun 2022 dikarenakan setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi rata - rata 5% dan ini akan berakibat terjadi peningkatan penggunaan transportasi publik darat, laut, kerta api, logistik, transportasi pribadi serta peningkatan pertanian, nelayan, perkebunan dan Industri transportasi untuk industri kecil dan besar.

Tetapi Kata Bambang Haryo, ternyata kuota BBM Subsidi tahun 2012 untuk premium sudah sebesar 24,3juta kiloliter, solar 14,9juta kiloliter dengan besaran total subsidi 211 triliun rupiah saat itu, bila di banding saat ini di tahun 2022 untuk subsidinya pertalite yang hanya 23juta kiloliter dimana seharusnya bila ada pertumbuhan ekonomi 50% harusnya saat ini kuotanya berkisar 36juta kiloliter. Demikian juga solar saat ini kuotanya hanya 14,9 juta kiloliter yang seharusnya 21,9juta kiloliter dan subsidi saat ini di tahun 2022 malah menurun hanya sebesar 208 triliun rupiah. Saya heran kenapa Menteri Keuangan terheran - heran dengan kondisi sisa BBM subsidi saat ini..??“Tanya BHS.

"Disini jelas bahwa kuota subsidi tahun ini dikurangi oleh pemerintah sehingga tentunya kuota BBM tidak akan mencapai sampai akhir tahun, dan ini tentu akan sangat merugikan masyarakat karena pemerintah belum bisa menyediakan BBM subsidi cukup, padahal juga tidak diimbangi dengan tersedianya transportasi publik massal yang terkoneksi dengan baik dari point to point"Ujar,Bambang Haryo yang juga Ketua Harian MTI Jawa Timur.