Ketiban Durian Runtuh! RI Bakal Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di Asia Tenggara

Oleh : Ridwan | Kamis, 24 Februari 2022 - 17:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membawa kabar gembira dari World Health Organization (WHO) yang memberikan sinyal menjadikan Indonesia sebagai hub atau pusat produksi vaksin Covid-19 di Asia Tenggara.

Dikatakan Erick, hal ini tak lepas setelah Indonesia ditunjuk sebagai salah satu penerima manfaat dari transfer teknologi vaksin berbasis mRNA.

Sekaligus sinergitas antara Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri, menjadi kunci agar bisa mendapat kepercayaan dari WHO.

"Kolaborasi yang baik antara Menkes, Menlu, dan kami dari BUMN, yang membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (24/2/2022).

Nantinya PT Bio Farma (Persero) menjadi perusahaan Indonesia yang akan memproduksi vaksin mRNA.

Induk holding BUMN farmasi itu telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi biofarma mencapai 3,2 miliar meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

"Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi," ungkapnya.

Erick Thohir juga menyebutkan tujuan transformasi holding farmasi salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan.

Ia menambahkan Indonesia ikut menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu fokus utama dalam penyelenggaraan Presidensi G20.

"Pemerataan vaksin hingga transfer teknologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi persoalan sektor kesehatan, seperti kala pandemi terjadi," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku pihaknya berencana mendirikan pusat pelatihan untuk melatih negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memproduksi vaksin mRNA.

Hal ini bertujuan untuk memupus kesejenjangan lokasi produksi yang selama ini terpusat di negara-negara berpendapatan tinggi.