Tradisi Adu Bedug, Salah Satu Cara Bangunkan Sahur di Banten
Oleh : Chodijah Febriyani | Rabu, 31 Mei 2017 - 12:46 WIB
Ilustrasi Tradisi Adu Bedug, Masyarakat Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten (Istimewa)
INDUSTRY.co.id, Banten - Tradisi Adu Bedug, merupakan tradisi khas masyarakat Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk memeriahkan Bulan Suci Ramadhan.
"Adu Bedug, itu untuk meramaikan suasana saat makan sahur," ungkap Ade Supriadi, mantan Desa Cilabanbulan Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, melansir dari antara, Selasa (30/5/2017).
Aksi Adu Bedug ini dimulai pada pukul 01:00 hingga 04:00 WIB. Pemukulan bedug ini, para masyarakat berkeliling antar kampung untuk membangunkan masyarakat lainnya untuk santap sahur. Bunyi pukulan bedug dibarengi dengan pembacaan Shalawat Nabi.
Adapun warga dari warga Desa Cilabanbulan, Cigandeng, Kananga, dan Kadubonyok, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, saat waktu sahur mereka semua beramai-ramai berkeliling dengan suara bedug untuk membangunkan warga.
"Para penabuh bedug itu berkeliling kampung dan bertemu dengan penabuh dari kampung lain, dan bergabung untuk menabuh bedug dan kentongan itu," katanya.
Tradisi ini, sudah menjadi salah satu agenda tahunan, selain itu menjadi salah satu seni untuk melakukan Syiar agama Islam di daerah Banten.
"Tradisi seni Adu Beduh ini sudah sejak Saya lahir sudah ada, hingga saat ini masih dilestarikan," katanya.
Selain itu, Wawan, seorang penabuh bedug dari Desa Cilabanbulan, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, mengaku hingga kini warganya masih melestarikan tradisi adu badug antarkampung itu.
"Kami sangat senang jika bulan puasa menabuh bedug dan kentongan, karena suasana kampung menjadi ramai," pungkasnya.
Bedug yang dipakai terbuat dari kulit kerbau atau sapi dan kentongan dari bambu jika ditabuh menghasilkan suara dengan irama yang indah.
Komentar Berita