Meningkat Permintaan Produk Minyak Sawit di Pakistan

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 14 Januari 2017 - 05:04 WIB

Kebun Kelapa Sawit (Ist)
Kebun Kelapa Sawit (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad berupaya mengamankan pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan karena permintaan produk minyak sawit meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan populasi di negara tersebut.

"Kedudukan Pakistan sebagai pasar prospektif minyak sawit Indonesia perlu dipertahankan," kata Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, dalam keterangan pers KBRI Islamabad yang dilansir laman resmi Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat (13/1/2017)

Implementasi efektif "Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement" (IP-PTA) pada 2013 telah memberikan peluang bagi Indonesia untuk mendominasi pasar sawit Pakistan dan mendapatkan surplus perdagangan.

Namun, menurut pihak KBRI Islamabad, keuntungan yang diraih Indonesia dalam perdagangan kelapa sawit di Pakistan saat ini memerlukan pengamanan. Hal itu karena pemerintah Pakistan sedang mengkaji langkah penerapan hambatan non-tarif pada produk kelapa sawit Indonesia.

"Dalam upayanya memperkecil defisit perdagangan dengan Indonesia, Pakistan kini tengah menggodok rencana penerapan hambatan non-tarif  bagi produk asal Indonesia tersebut. Langkah ini ditempuh dengan dalih Indonesia telah melakukan hal yang serupa terhadap produk unggulan Pakistan," ujar Dubes Iwan.

Sementara itu, Malaysia yang merupakan pesaing utama Indonesia sedang mencari celah  merebut pasar minyak sawit Indonesia di Pakistan yang mencapai 87 persen. "Malaysia sebagai pemain besar minyak sawit di Pakistan sedang mengkaji ulang perjanjian perdagangan bebasnya dengan Pakistan, dengan  kemungkinan menurunkan tarif impor minyak sawit asal Malaysia," ungkap Iwan.

Untuk itu, sebagai langkah antisipasi, pada awal Januari 2017 Dubes RI Iwan Suyudhie Amri menemui beberapa pihak di Indonesia, antara lain wakil menteri luar negeri, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI), Kementerian Perdagangan, Ketua Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, dan para wakil asosiasi pelaku usaha sawit Indonesia.

Dalam pertemuan itu, semua pemangku kepentingan sepakat untuk bersama menjaga dan meningkatkan posisi minyak sawit Indonesia di Pakistan.

Dirjen PPI sebagai negosiator perundingan perdagangan Indonesia mendukung upaya Dubes RI dan menyatakan pihaknya akan mengirimkan pejabat senior pada "Pakistan Edible Oil Conference" (PEOC) di Karachi pada 21 Januari 2017, dan akan memimpin langsung Delegasi RI melakukan pertemuan kedua Review Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) di Islamabad pada pertengahan Februari 2017.

PEOC akan menjadi ajang peningkatan sikap saling memahami (mutual understanding) antara pelaku usaha sawit kedua negara. Untuk itu, Kemendag dan BPDP menyambut positif PEOC sebagai forum strategis pengembangan bisnis sawit dan akan mengirim 20 delegasi menghadiri konferensi itu.

Dubes RI  mendorong berbagai lini, baik pemerintah maupun kalangan usaha kedua negara, untuk mengamankan dan memelihara posisi pasar minyak sawit Indonesia di Pakistan. Langkah mengamankan sawit Indonesia di Pakistan juga ditempuh lewat berbagai program lain.

"Pembukaan kantor perwakilan sawit Indonesia di Pakistan, pembangunan tempat penampungan di Karachi, pembentukan Indonesia-Pakistan Palm Oil Friendship, maupun program Corporate Social Responsibility (CSR) para eksportir dan importir merupakan bentuk totalitas KBRI Islamabad untuk memelihara keunggulan sawit Indonesia di Pakistan serta menciptakan hubungan perdagangan berkelanjutan Indonesia-Pakistan," ungkap Dubes Iwan.

Pada 2015, volume ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya mencapai 26,40 juta ton dan menghasilkan devisa sebesar 18 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Permintaan produk minyak kelapa sawit dan turunannya dari Pakistan meningkat sebesar 32 persen, yakni dari 1,66 juta ton pada 2014 menjadi 2,19 juta ton pada 2015. Pakistan menyumbang surplus dalam hubungan perdagangan dengan Indonesia sebesar 1,8 miliar dolar AS.(Ant/Hrb)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Happy Salma bersama tim dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan tim produksi sebelum pementasan konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai.

Kamis, 25 April 2024 - 00:57 WIB

Terinspirasi Program Merdeka Belajar Kemendikbudristek, Happy Salma Gelar Konser Musikal

Konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai itu digelar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta)…

Krisdayanti kenalkan produk bulu mata palsu Lavie Beauty X Krisdayanti.

Kamis, 25 April 2024 - 00:31 WIB

Tak Sarankan Extention Bulu Mata, Krisdayanti Luncurkan Bulu Mata Palsu Karyanya

Setelah puluhan tahun selalu menggunakan bulu mata palsu, akhrinya Krisdayanti mengenalkan bulu mata palsu karyanya sendiri, Lavie Beauty X Krisdayanti.

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

#bluBuatBaik Waste Station sudah tersebar di 7 lokasi strategis.

Rabu, 24 April 2024 - 23:16 WIB

Hari Bumi, Ini Langkah Kecil Memilah Sampah Untuk Bumi Lebih Sehat

blu by BCA Digital turut memfasilitasi dengan membangun sarana seperti Waste Station dan mengintegrasikan aplikasi Rekosistem x blu untuk mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola sampah…

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).