Kini Indonesia Punya Teater Opera Kelas Dunia Opera Ainun

Oleh : Amazon Dalimunthe | Senin, 29 Mei 2017 - 11:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Berangkat dari kisah cinta seorang pemuda bernama Rudy Habibie (Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie) dengan seorang gadis sederhana Ainun (Dr. Ainun Hasri) telah dibuatkan dalam bentuk Film dan Novel. Namun nampaknya itu belumlah cukup, sejumlah orang yang merasa bahwa kisah cinta Rudy dan Ainun harus dilestarikan dalam bentuk yang berbeda, menggagas sebuah opera bertajuk Opera Ainun.  Dan saat sebagian Opera ini mulai disajikan di Teater Jakarta, kamis (25/5) pekan lalu, tak pelak lagi kita telah melangkah memiliki opera kelas dunia.

Tak kurang dari Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (81 thn), Presiden diawal reformasi ini, tak bisa membendung air matanya, saat menyaksikan ‘Opera Ainun’ yang dihelat oleh PT Opera Ainun Inc, anak perusahaan dari Perkumpulan Lima Dimensi. “ Saya sudah sering menyaksikan opera di kota kota besar dunia. Dan hari ini saya katakan, bahwa kini kita sudah memiliki opera kelas dunia, “ kata Habibie dengan tegas.

Ketika ditanya kesannya tentang alur cerita Opera Ainun yang diangkat dari kisah cinta pribadinya Habibie mengatakan “Saya emosionil, saya tidak bisa menyembunyikan air mata dan rasa haru yang amat dalam. Karena hari ini, 7 tahun 3 hari, Ibu Ainun wafat, meninggalkan saya dan anak-anak serta cucu-cucu, serta menyisakan kenangan yang tak terlupakan selamanya.”

Ide membuat opera ini sebenarnya juga berasal dari seorang pembaca novel kisah cinta Habibie-Ainun yang di Jerman bertajuk “Untung Ada Tuhan”. Novel yang sempat  menjadi best seller di Jerman ini, berkisah tentang Ainun dimata Habibie. Dimulai saat usia keduanya masih belasan tahun. Kemudian menikah. Lalu melanjutkan studi ke Jerman. Kembali ke tanah air, menjadi Wapres, Presiden. Hingga akhirnya, ajal menjemput istri tercinta. Dan Habibie, mengalami depresi yang berkepanjangan sepeninggal Ainun.

“Ini seperti titik temu antara kisah cinta Rome and Juliet dengan kisah asmara Laela and Majenun. Kedua kisah tersebut adalah cerita legenda yang ditulis ribuan tahun silam. Ada gap horizontal dalam kisah Romeo and Juliet, serta gap vertical antara Laela and Majenun. Sementara kisah saya dan Ibu Ainun, adalah true story, tanpa gap. Tapi merupakan titik temu tentang cinta sejati,” urai Habibie panjang lebar, untuk melukiskan pengalaman hidup dan kisah cintanya nan romantis.

Diakuinya, bahwa menulis buku adalah anjuran dari dokter yang menangani kondisi depresi Habibie sepeninggal Ainun. Ada 4 opsi yang diberikan dokter padanya, yaitu: melupakan sama sekali tentang Ainun, meminum obat penenang anti depresi, pasrah menghadapinya atau menulis buku tentang Ainun. Habibie pun memilih menulis novel.

“Jika menulis buku bisa menenangkan hati saya, maka Opera Ainun yang dibuat oleh para seniman hebat Indonesia ini membuktikan bahwa Cinta Sejati tak kan terpisahkan, bahkan oleh maut sekalipun. Buktinya hari ini, saya masih merasakan kehadiran Ibu Ainun dalam diri saya, meskipun almarhumah telah berada dalam dimensi lain,” ulas Habibie, yang mengatakan bahwa menulis buku adalah kegiatan ‘hi-touch’, berbeda dengan menulis rumus-rumus membuat pesawat, merupakan kegiatan ‘hi-tech’.

Sementara itu, Purwacaraka yang dipercaya untuk menggarap Opera Ainun ini, mengemukakan kerja kerasnya dalam menyiapkan komposisi musiknya. “Agar terlihat lebih hidup dan emosinya lebih dapat, kami harus memilih kisah-kisah asmara Om Rudy (sapaan akrab Habibie, Red) yang yang kuat dengan pemilihan musik yang tepat,” terang Purwacaraka, yang mengikuti perjalanan Habibie hingga ke Jerman, untuk mendapatkan ide musikal yang menyatu dengan cerita.

Selain di Indonesia, Opera Ainun nantinya akan dipentaskan di kota-kota besar dunia seperti Amsterdam, Paris, Wina dan Berlin. Opera Ainun diharapkan bisa  sejajar dengan opera-opera berkelas dunia, seperti Aida, La Boheme, Hamlet dan Phantom of The Opera.

Pertunjukan Opera Ainun, pada iterasi ke 4 dengan durasi 60 menit dari 2,5 jam yang direnacanakan telah memberi gambaran tentang cerita dan adegann Opera Ainun. Ditambah dengan penampilan ekspresif dan mengagumkan dari Andrea Miranda sebagai Ainun yang bersuara Soprano dan Farman Purnama sebagai Habibie dengan Tenor-nya.

Keduanya merasa sangat beruntung dan bangga diberi kepercayaan besar menyanyi sekaligus berakting layaknya Ainun dan Habibie.“Tadi saya sangat terharu dan emosionil. Ini tantangan dan pengalaman yang luar biasa. Alhamdulillah edisi preview ini saya bisa melewatinya dengan baik. Mudah-mudahan pada pertunjukan utama nanti, akan lebih baik dan mendekati sempurna, ” imbuh Andrea penuh harapan, yang diamini Farman. (AMZ)