Keren! Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:10 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Setiap hari, Jakarta menghasilkan sekitar 15.000 ton sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Gunungan sampah di sana telah mencapai ketinggian maksimal, yaitu 50 meter di area lahan eksisting seluas 104 hektare. Ketinggian ini setara dengan gedung bertingkat 18 lantai.

Tidak hanya itu, Berdasarkan data dan penelitian, berikut adalah komposisi sampah di TPA Bantar Gebang meliputi Sampah Organik: 43% Komponen ini mencakup sisa makanan, daun, dan bahan organik lainnya. 35% Plastik dan PET (PolyEthylene Terephthalate): Plastik dan PET adalah jenis sampah yang dapat didaur ulang. Sedangnkan sisanya adalah sampah residu.

Perlu diketahui, Hanya sebagian delegasi Indonesia yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia dapat berpartisipasi pada ajang Business Matching - Dubai International Chamber yang bertemakan tentang Doing Business with Indonesia. Acara ini akan dibuka langsung oleh Bapak Zulkifli Hasan selaku Menteri Perdagangan RI, Mr Mohammad Lootah selaku President & CEO, Dubai Chambers, Bapak Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang (KADIN) Indonesia dan Bapak Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri selaku UAE Ambassador to Republic of Indonesia and ASEAN. Tidak hanya itu, Acara ini berlangsung pada Senin, 6 Mei 2024 berlokasi di Hotel The Raffles, Jakarta. 

Disisi lain, Berdasarkan POV (Point of View) terkait Penanganan sampah anorganik seperti Sampah botol plastik bisa dipilah dan direcycle langsung melalui Platform Plasticpay untuk diberikan beberapa manfaat seperti manfaat ekonomi dimana 1 botol = Rp 56 rupiah, manfaat lingkungan berupa Jejak karbon yang berhasil terkurangi melalui dashboard user di Plasticpay Apps serta manfaat peningkatan nilai tambah bahan baku ramah lingkungan dengan menjadikan botol plastik sebagai hilirisasi sampah menjadi bahan baku seperti felt, fur, dacron, geotextile yang keperluannya bisa digunakan sebagai industry fashion, industry konstruksi dan industry furniture.

Sedangkan mengenai penanganan sampah organik berupa food waste, Imam Pesuwaryantoro selaku Delegasi Indonesia di Ajang Dubai International Chamber 2024 menciptakan Eco-Urban Farming Solusi Food Estate Skala Rumah Tangga seperti menggunakan Pupuk Kompos dari TPA Bantar Gebang, Bekasi dengan komposisi Maggot 3 kg , bioaktivator EM4 60 ml, air bersih secukupnya.

Adapun metode pembuatannya terbilang sangat mudah dan dapat diimplementasi skala rumah tangga diantara lain

⁃ Limbah Organik Food Waste serta Maggot dimasukkan kedalam ember

⁃ Gula merah dan Bio Aktivator berupa EM4 dilarutkan kedalam air bersih secukupnya.

⁃ Kemudian larutan gula merah dan EM4 dimasukkan ke dalam ember yang berisikan food waste serta maggot pada ember yang sudah diaduk.

⁃ Setelah itu diaduk semua bahan campuran hingga merata.

⁃ Pengadukan dilakukan secara 1 hari sekali selama 14 sd 28 hari dengan indikasi keberhasilan yaitu pupuk seperti tanah dan berwarna coklat.

Implementasi pupuk kompos yang berasal dari produksi sampah rumahan setidaknya bisa ikut andil mengurangi jejak karbon dari terbuangnya sampah warga DKI Jakarta ke TPA Bantar Gebang Bekasi. Tidak hanya itu saja, area perkarangan rumah sekitar bisa jadi solusi alternatif media tanam tumbuhnya tumbuhan produktif seperti cabai rawit, kol serta aneka tumbuhan makanan lainnya.

Oleh karena itu, mari bijak kelola sampah dari rumah dengan memilah sampah serta ikut serta menjadi bagian dari program ekonomi sirkular demi terciptanya indonesia net zero emission 2050 dan indonesia emas 2045. Ujar, Imam Pesuwaryantoro