Bapak Ibu, Suku Bunga di RI sedang Rendah-rendahnya! Airlangga: Kalau Mau Ngutang Sekarang

Oleh : kormen barus | Rabu, 15 September 2021 - 15:15 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jakarta, Rabu (15/9/2021), mengatakan saat ini cadangan devisa negara yang tertinggi sepanjang sejarah.

Hal tersebut menandakan ekonomi Indonesia mulai mengalami tren positif di tengah kasus positif covid 19 yang mulai melandai.

Menko Airlangga juga mengatakan, saat ini neraca perdagangan juga sedang tumbuh positif.

Tak hanya itu, transaki berjalan dan surat berharga atau sertifikat yang berisi perjanjian antara perusahaan emiten sebagai peminjam dana dengan investor sebagai pemberi dana relatif rendah, dan rupiah selama pandemi covid ini relatif stabil dan juga IHSG berada di atas level 6.000.

"Terkait transaksi berjalan dan obligasi pemerintah relatif rendah, artinya kalau mau ngutang itu sekarang, karena kalau utang sekarang interest rate (suku bunga) sedang rendah-rendahnya" ujarnya seperti dikutip industry.co.id.

Airlangga menyarankan jika memiliki utang yang lalu ketika sedang memiliki interest rate yang tinggi, itu lebih baik ditukar atau di-reprofiling dengan utang-utang hari ini yang sedang memiliki interest rate rendah.

Adapun mengenai target pertumbuhan ekonomi ke depan, Airlangga menyatakan bahwa Pemerintah telah menetapkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 3,7%-4,5% (YoY) di tahun 2021 dan sebesar 5,2% (YoY) di tahun 2022

Menurutnya, pencapaian target ini akan bergantung pada peran serta masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pengendalian pandemi COVID-19. Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi dari sisi hulu hingga hilir guna memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif.

Penguatan disisi hulu dilakukan melalui peningkatan akselerasi vaksinasi, peningkatan disiplin protokol kesehatan, peningkatan jumlah testing dan tracing, serta pengendalian mobilitas masyarakat melalui pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Terlihat begitu kita injak rem, itu maka pertumbuhan ekonominya langsung tumbuh ke bawah, jadi kita melihat bahwa pengendalian pandemi dan respons itu berbaliknya langsung," katanya.