Hati-hati! Komorbit Pada Pasien Covid-19 Bisa Menjadi Bom Waktu Jika Tidak Dideteksi Sejak Dini

Oleh : Hariyanto | Sabtu, 11 September 2021 - 10:26 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pasien komorbid merupakan pasien yang memiliki penyakit penyerta, selain penyakit utama yang sedang dideritanya, atau biasa kita kenal sebagai penyakit bawaan yang kronis. Apabila kita memiliki penyakit jantung, obesitas, dan hipertensi, maka kita tergolong memiliki penyakit komorbid.

Hal ini disampaikan dr. Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah, dalam webinar series yang digelar lleh Allianz Indonesia dengan topik “Pencegahan dan Penanganan Covid-19 pada Pasien Komorbid” di Jakarta beberapa waktu lalu.

Webinar ini merupakan salah satu dari rangkaian program Cintai Keluarga & Cintai Bumi yang diselenggarakan oleh Allianz Indonesia, untuk memberikan apresiasi kepada nasabah selama bulan September – Oktober 2021.

Disampaikan dr. Vito komorbid membuat seseorang berisiko mengalami sakit lebih berat ketika terkena Covid-19. Apalagi, sering terjadi keadaan darurat ketika ketersediaan kamar perawatan di rumah sakit menipis. Kombinasi dari dampak dan situasi ini, tentu menjadi risiko dan berbahaya bagi pasien komorbid, sehingga komorbid perlu dikendalikan serta dideteksi sejak dini.

“Agar kita dapat bertahan melewati pandemi ini, selain menjalankan protokol kesehatan kita juga perlu mengendalikan komorbid. Komorbid dapat menjadi sebuah bom waktu apabila tidak dideteksi sejak dini," kata dr. Vito yang dikutip INDUSTRY.co.id, Sabtu (11/9/2021).

"Efek yang timbul pada pasien komorbid akan lebih parah dan berdampak pada fungsi organ secara jangka panjang. Untuk mencegah risiko yang lebih parah, maka lakukanlah pencegahan dengan mendeteksi komorbid sejak dini serta menerapkan pola hidup sehat yang baik. Untuk yang terpapar, maka diperlukan penanganan efek komorbid dengan mengobatinya," imbuh dr. Vito.

Pencegahan komorbid ini dapat kita lakukan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, rutin berolahraga dan berjemur untuk membentuk imunitas tubuh yang kuat. Selain itu ketika pandemi, patuhi protokol kesehatan dengan memakai double mask sesuai anjuran, menjaga jarak untuk mengurangi dampak terpapar, meminimalisir kerumunan dan senantiasa menjaga kebersihan.

Deteksi dini komorbid dapat dilakukan dengan memeriksa tekanan darah untuk mengetahui apakah kita memiliki penyakit hipertensi, selain itu dapat mengukur lingkar pinggang untuk mengetahui apakah kita mengidap obesitas, serta memeriksakan diri apakah kita mempunyai penyakit jantung.

Deteksi komorbid dianjurkan untuk dilakukan di usia 20 tahun untuk mengetahui apakah kita mempunyai penyakit bawaan atau tidak. Jadi ketika terdeteksi, dapat diobati sejak dini untuk mencegah risiko yang lebih besar lagi. Kita dapat melakukan medical check up, pemeriksaan EKG, pemeriksaan LDL yang dapat dilakukan setiap tahun untuk mengetahui perkembangan faktor metabolik yang cenderung berubah.

Selain itu pemeriksaan CT scan, ronsen, X-ray, lab test juga dapat dilakukan secara berkala untuk memiliki informasi dasar kondisi organ tubuh kita dan tentunya untuk mengetahui komorbid.

“Selama virus itu masih ada, maka virus akan bermutasi menjadi varian-varian lain untuk bertahan, karena itulah sifat natural dari virus. Agar kita dapat bertahan di tengah pandemi, kita harus berani karena kita sudah memiliki pemahaman," kata dr. Vito.

"Tak dapat dipungkiri bahwa kita harus tetap beraktifitas meski ketika pandemi. Oleh karena itu, kita harus memahami protokol kesehatan yang harus dipatuhi, serta sadar akan kondisi kesehatan diri kita. Mengetahui dan mengontrol komorbid itu sama pentingnya dengan menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi untuk  mengendalikan pandemi ini.” kata dr. Vito.

Dalam acara tersebut, Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia mengungkapkan mengenai program perlindungan tambahan terkait Covid-19 bagi nasabah.

“Bagi nasabah Allianz yang terdiagnosa positif Covid-19, Allianz masih memberikan manfaat perlindungan khusus untuk nasabah asuransi kesehatan perorangan, berupa program Isoman Sehat. Dengan adanya program ini, nasabah dapat menjalani isolasi mandiri di rumah sendiri.” kata Karin.

Pada kesempatan yang sama Dian Ekawati, Head of Customer Relationship Management Allianz Life Indonesia memaparkan mengenai program Cintai Keluarga & Cintai Bumi yang dilaksanakan AllianzIndonesia. Menurutnya, meskipun masa pandemi belum berakhir, tak menjadikan Allianz Indonesia surut dalam menunjukkan komitmen untuk memberikan perlindungan dan layanan prima kepada nasabah. Hal ini merupakan bentuk dukungan Allianz Indonesia terhadap nasabah untuk memberikan cinta kepada keluarga melalui perlindungan asuransi.

"Selain itu yang tak kalah penting adalah rasa cinta terhadap bumi sebagai tempat tinggal kita. Kami mengajak nasabah untuk mendukung kelestarian bumi dengan mengurangi konsumsi kertas dan memaksimalkan korespondensi elektronik, serta layanan dan transaksi digital di Allianz. Setiap satu polis elektronik yang diterbitkan, Allianz akan menyumbangkan 1 pohon untuk kelestarian bumi tercinta," kata Dian.

Allianz Indonesia berkomitmen untuk senantiasa menyediakan produk dan layanan terbaik untuk nasabah, sehingga program Isoman Sehat ini menjadi wujud nyata bagi nasabah yang terdiagnosa positif Covid-19. Allianz akan memberikan paket isolasi mandiri yang terdiri dari obat, vitamin, serta suplemen.

Selain itu nasabah yang harus menjalani isoman juga akan diberikan konsultasi secara gratis dengan dokter secara online di Halodoc selama 14 hari. Allianz Indonesia mewujudkan bukti kepeduliannya untuk bersama-sama menekan laju penyebaran COVID-19 di Indonesia dengan membantu lebih banyak pasien, agar cepat sembuh lewat dukungan isoman ini.