KKP Diminta Serius! Komisi IV: Indonesia Penghasil Rumput Laut Terbesar Dunia! Namun, Produk Olahannya Malah di Pasok dari Jepang dan Thailand

Oleh : Candra Mata | Minggu, 22 Agustus 2021 - 12:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan, persoalan pupuk yang selalu menjadi pokok bahasan dalam peningkatan produksi pertanian memiliki banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhannya.

Di samping limbah kotoran hewan yang dipadukan dengan limbah tanaman yang selama ini sudah berjalan, seperti kombinasi sapi sawit, limbah sapi, kambing dengan tebu atau batang padi, kini alternatif pengembangan pupuk hayati dari rumput laut dan limbah perikanan menjadi harapan untuk menutupi kekurangan kebutuhan pupuk.

Akmal menerangkan, persoalan pupuk organik dari limbah ternak dikategorikan pada dua masalah, yakni persoalan volume dengan efektifitas kecil dan persoalan emisi karbon. 

Di sisi lain, efektifitas pupuk kimia yang efisien terhadap jumlah volume masih terus menjadi andalan meskipun lama-kelamaan merusak struktur tanah dalam kurun waktu tertentu.

"Formula produksi pupuk hayati berbasis rumput laut dan limbah perikanan kami harapkan memiliki efisiensi yang kuat setara pupuk kimia, sehingga dalam jangka pendek dapat memenuhi kebutuhan kekurangan pupuk di kalangan petani," urai Akmal dalam berita rilisnya yang dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Minggu (22/8/2021).

Ia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. 

Namun, menurutnya Indonesia belum mampu mengoptimalkan potensi ini untuk kebutuhan dunia. 

"Terbukti, banyak hasil olahan produk makanan yang berbahan baku rumput laut malah dipasok dari Jepang dan Thailand yang juga masuk di pasar-pasar retail modern di Indonesia," ungkapnya.

Padahal menurutnya, dengan memaksimalkan komoditas rumput laut ini selain untuk kebutuhan pangan manusia, limbahnya masih juga bermanfaat dioptimalkan untuk pupuk. 

Akmal menerangkan, berdasarkan dari beberapa kajian yang ada di perguruan tinggi, rumput laut Indonesia dapat diolah jadi gula hingga bioetanol. 

Selain ramah lingkungan, olahan rumput pengganti pupuk kimia ini juga diproduksi dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan melimpah.

Untuk itu, dirinya berharap agar Kementerian terkait yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk serius mengatasi persoalan rumput laut dan limbah perikanan ini.

"Saya berharap, KKP serius mengembangkan pupuk hayati dari rumput laut dan limbah perikanan sebagai alternatif menyelesaikan persoalan pupuk nasional, baik pupuk subsidi maupun non subsidi," tegasnya.

"Ketika ini sudah terealisasi, kita semua berharap pada upaya ini akan memberikan manfaat dan peningkatan ekonomi nasional sehingga daya beli masyarakat dikalangan petani dan nelayan dapat meningkat di kemudian hari," tutup Andi Akmal Pasluddin.