Nagaswara Pesan Kepada Pembajak Agar Tak Ganggu Album T8P P8P

Oleh : Amazon Dalimunthe | Sabtu, 20 Mei 2017 - 14:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Bisnis musik, saat ini tidaklah terlalu menjanjikan.  Karena gempuran pembajakan terhadap karya cipta yang tak pernah terselesaikan. Pelaku industri musik banyak yang pesimis dan tidak sedikit yang gulung tikar dan beralih ke bisnis lain. Era kejayaan Ring Back Tone (RBT)  juga sudah lama runtuh. Di tengah situasi seperti ini, perusahaan rekaman Nagaswara  malah meluncurkan produk album berjudul T8P P8P (dibaca Top Pop). Ini sebuah pekerjaan yang penuh tantangan.

"Nagaswara  tak mau larut dalam keadaan semua itu. Untuk bisa bertahan kami  mencoba melakukan terobosan-terobosan. Salah satunya dengan melakukan meluncurkan karya-karya terbaru dengan judul  T8P P8P" jelas CEO Nagaswara Rahayu Kertawiguna, ditengah acara yang berlangusng di Pejaten Village, Jakarta, baru-baru ini.

Peluncuran single dalam kemasan "NAGASWARA T8P P8P" memang ramuan yang diolah dari sejumlah single yang dihasilkan dari hasil karya para pencipta lagu dan juga para penyanyinya yang berjumlah 8 orang dengan masing-masing penyanyi membawakan sebuah single hits mereka bergenre POP. Mereka adalah Merpati Band dengan lagu“Terima Kasihku”, 2RT  “Jolaren”, Arya Mohen “Berharap Itu Kamu”, SYD  “Ini Takkan Terjadi”, RPH/feat.Bening  “Penuh Luka”, Tika Kristianti “Inginku (Hanya Denganmu)”, Rosemora  “Kita”, dan Hot Tea  “Melody Rindu”.

Terobosan lain yang dilakukan oleh Nagaswara lewat album ini adalah diedarkannya album lewat format VCD Karaoke dan harga jualnya yang mendekati harga bajakan yakni Rp. 6000. “Saya juga sudah kirim pesan kepada para pembajak yang biasa membajak produk kami agar tidak membajak album T8P P8P. Karena percuma harganya sudah sangat murah dengan kualitas produksi yang baik,” katanya.

Jika dibajak, Rahayu sama sekali tidak mengerti bagaimana lagi harus berproduksi. “Udah murah, masih dibajak juga. Keterlaluan itu namanya,” katanya geram.

Mengenai Grup, solo atau duo dalam album ini dapatlah dikatakan bahwa album ini kental dengan nuansa pop meski ada juga yang mengusung hip hop dengan pendekatan dangdut seperti yang dilakukan oleh grup bernama 2RT.  Kelompok yang diasuh oleh Faank “Wali Band” ini kental bermain dengan nuansa dangdut di musik namun bernuansa hip hop saat dinyanyikan.

Faank  tidak menampik kelompok 2RT ini unik dan beda, dan sepakat pula untuk mengelola 2RT dalam payungan manajemen artis miliknya. “Dangdut kan merebak di pelosok Nusantara. Bohonglah kalau orang nggak suka dangdut, karena minimal mendengar dangdut kaki pasti goyang-goyang,” lanjut Faank.

Apa harapan Faank terhadap 2RT ke depannya? “Dibandingkan (kelompok) hip hop Yogya (Jogja Hip Hop Foundation) yang mengusung etnismusik dan budaya Jawa, maka 2RT dengan (lagu) Jolaren (Jomblo Lama Tapi Keren) ini memasuki industri musik yang harusnya bisa menggantikan warna baru hip hop di Indonesia,” jawab Faank yang tengah disibuki syuting sinetron “Amanah Wali” untuk menghibur suasana sahur di bulan Ramadan, dan ditayangkan RCTI mulai 27 Mei mendatang. (AMZ)