INDUSTRY.co.id - Pandemi Covid-19 dapat dipandang dari dua sisi, bila ingin menyalahkan keadaan maka semua hal akan terpusat pada keterbatasan. Namun di sisi lainnya sebenarnya ada banyak kesempatan yang datang dengan datangnya corona, di mana dunia seperti dipaksa melakukan percepatan dalam digitalisasi dan memanfaatkannya secara maksimal untuk kehidupan.

“Corona telah mengubah cara kita bekerja dan belajar, bertransaksi dan berinteraksi. Semua industri yang mengarah ke sini akan berkembang. Di sinilah saatnya kita dipaksa beradaptasi yang tidak mau berubah akan tertinggal,” ujar Founder The Enterpreneur Society, Klemes Rahardja saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kota Depok melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Lebih jauh Klemes mengatakan di masa seperti ini setiap orang dipaksa untuk terus berkembang. Indonesia pun dipaksa untuk cepat melakukan transisi. Untuk bisa melihat peluang dari krisis yang ada karena pandemi saat ini seseorang harus memfokuskan dirinya pada hal positif.

Teknologi berubah sangat cepat, di mulai dari era tahun 1980-an saat mulai ada komputer rumahan lalu berkembang sekarang semua bisa dikerjakan lewat gawai. Jumlah pengguna internet di Indonesia juga terus meningkat, tahun 2020 saja ada peningkatan 27 juta pengguna baru selama pandemi Covid-19 berlangsung. 

Nah, di sinilah potensi tersebut bisa dimanfaatkan sebab kebanyakan dari pengguna internet di Indonesia menggunakan waktunya sebanyak 3 jam 14 menit di sosial media.

“Bicara mengenai UMKM, potensi orang yang masuk ke marketplace pun di Tokopedia yang menepati peringkat pertama saat ini ada 140 juta orang setiap bulannya. Jika dikatakan krisis, pada masa pandemi ini penjualan online seluruh dunia tahun 2020 ke 2021 angka yang naik menjadi U$D 4,479 Triliun,” kata Klemes.

Hanya melalui jempol saja, para pemilik bisnis bahkan bisa membuat konten dan mempromosikannya di media sosial. Selain itu Klemes juga mengingatkan saat akan memulai usaha untuk tidak berpatokan pada modal berupa uang saja. Sebab waktu dan tenaga pun bisa disebut modal, sehingga tidak ada alasan untuk melewatkan peluang yang ada. 

“Esensi kewirausahaan dari saya bisa jual barang orang lain dulu, sampai Anda sanggup menciptakan barang sendiri, misalnya jadi reseller,” jelasnya.

Webinar Literasi Digital di Jawa Barat I, Kota Depok merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

Hadir pula narasumber seperti Relawan TIK Indonesia Muhammad Arifin, CEO The F People Rachel Octavia, dan Pegiat Pemeriksa Fakta Depi Agung Setiawan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.