Dahsyat, Masuk 6 Besar Eksportir Dunia! Menperin Agus: Industri Furnitur RI Telah Bangkit dan Tumbuh Positif 

Oleh : Candra Mata | Rabu, 26 Mei 2021 - 13:05 WIB

INDUSTRY co.id - Jakarta, Menteri Perindusterian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan bahwa industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan. Setelah sebelumnya mengalami kontraksi, pada triwulan I 2021 industri furnitur telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8.04%.

“Suatu kebanggaan bagi saya berada di antara rekan-rekan pelaku industri yang terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekonomi melalui investasi baru,” kata Menperin Agus Gumiwang saat peresmian PT. Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (25/5).

Menurutnya, selama ini, perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking secara keseluruhan sangat menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor. 

"Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) di tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai USD1,91 miliar atau meningkat 7.6% dari tahun 2019 yaitu senilai USD1.77 miliar," ungkap Menperin Agus.

Dari jumlah tersebut menurutnya, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti China, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. 

Adapun negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada tahun 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20), tahun 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti China, Canada, Polandia, Brazil, Jerman. 

"Pada tahun 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," paparnya.

Menurut Agus, sejauh ini pihaknya terus berupaya mendorong tumbuhnya investasi industri furnitur di tanah air.

Untuk itu, Kemenperin terus menerus memberikan fasilitas kemudahan iklim berusaha terutama dalam mengantisipasi penyediaan faktor-faktor produksi utama yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja.

"Instrumen-instrumen kebijakan industri furnitur dan woodworking tersebut antara lain, fasilitasi pusat logistik bahan baku, program revitalisasi mesin atau peralatan, fasilitasi politeknik furnitur, program pengembangan desain furnitur, insentif tax holiday, tax allowance, super deduction tax untuk reseach and development (R&D) dan vokasi, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan  Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), serta Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)," jelas Agus.

Perlu diketahui, PT. Woodone Integra Indonesia ini telah melakukan perluasan investasi sebesar Rp255,8 miliar. Investasi ini untuk pengembangan produk pintu dari kayu. 

Secara keseluruhan, perusahaan memproduksi barang bangunan dari kayu dan komponen bahan bangunan dari kayu yang meliputi wooden step, pintu kayu, stair riser, kusen kayu, list kayu/architrave, dan plinth kayu/skirting. Produk utama saat ini adalah pintu kayu dengan kapasitas produksi 35.000 set per bulan

Perusahaan tersebut saat dikunjungi Menperin juga tengah melakukan ekspor ke-1000 untuk pintu kayu sejumlah tiga container dengan nilai mencapai USD120.000. 

Dimana pada bulan Maret 2021, perusahaan telah mengirimkan sejumlah 35.450 set pintu serta 3.570 set tangga/BC.

Menurut Menperin, PT. Woodone Integra Indonesia telah memahami besarnya pasar konsumen dalam negeri Indonesia maupun pasar ekspor. 

Dengan dukungan bahan baku dan permesinan yang canggih, efisien dan ramah lingkungan, Menperin berharap kedepan perseroan dapat meningkatkan produksinya.

"Kami mendorong agar Woodone bisa memproduksi hingga 100.000 set pintu per bulan," kata Agus.

"Kami jufa menyampaikan terima kasih kepada PT. Woodone Integra Indonesia yang telah mempercayai Indonesia sebagai lokasi investasi. Saya mengharapkan PT. Woodone Integra Indonesia dapat terus berkontribusi positif kepada masyarakat dan negara Indonesia," tandasnya.