GE Bakal Upayakan Operasikan Pembangkit Listrik Baru Dengan Biaya Rendah

Oleh : Hariyanto | Senin, 03 Mei 2021 - 13:54 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - GE Gas Power mengungkap bahwa tidak ada sumber energi yang memadai jika digunakan secara mandiri; namun jika pemakaiannya digabungkan, sumber-sumber energi tersebut dapat mendukung proses dekarbonisasi pada kecepatan dan skala yang diperlukan untuk membantu mencapai tujuan iklim yang substansial.

CEO GE Indonesia Handry Satriago menyatakan bahwa seiring dengan rencana pemerintah Indonesia yang akan melipat-gandakan kapasitas energi terbarukan dari 9% di 2020 menjadi 23% di 2025, beberapa pembangkit listrik baru akan diupayakan dapat beroperasi dengan biaya rendah dan menggunakan sumber-sumber daya lokal asli.

“Memperkenalkan solusi-solusi yang kompetitif dan fleksibel untuk menstabilkan jaringan listrik serta keseimbangkan energi terbarukan berselang adalah fokus yang lainnya, dan kami berharap dapat berperan aktif dalam transisi ini,” kata Handry pada diskusi kegiatan Earth Day and Leaders’ Summit on Climate yang dikutip INDUSTRY.co.id, Senin (3/5/2021).

Dalam hal energi terbarukan, GE mengklaim telah menghasilkan lebih dari 100 MW dari pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air yang dibangun di Indonesia.

GE juga menyediakan teknologi yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi Karaha dan tenaga air Jatiluhur di Jawa Barat, dan telah mendukung pembangkit listrik tenaga panas bumi Lahendong selama lebih dari 20 tahun.

Kehadiran GE di lansekap energi Indonesia yang cukup luas juga cukup signifikan, melalui pengalaman, beragam teknologi pembangkit listrik, GE telah membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas lebih dari 25 GW. Sebagian besar menggunakan tenaga gas, uap, dan energi-energi terbarukan lainnya.

Fokus penting lainnya adalah inovasi, dan turbin gas kelas H telah diperkenalkan GE di Indonesia. Reputasi ini terus dijaga oleh GE melalui beragam proyek seperti Jawa 1, Tambak Lorok, dan proyek-proyek lainnya.

Turbin gas HA merupakan salah satu terobosan teknologi dari GE. Sebagai salah satu turbin gas yang paling efektif di dunia, turbin gas HA melampaui beberapa rekor industri dan rekor dunia dalam hal kinerja.

GE juga menawarkan rangkaian turbin gas teruji untuk hidrogen dan operasional yang serupa dengan bahan bakar rendah BTU, dengan lebih dari 6 juta jam operasional dalam beberapa dekade untuk penggunaan di lebih dari 75 turbin gas.

GE terus melakukan riset dan pengembangan teknologi-teknologi hidrogen dan carbon capture, bermitra dengan Global Research Center GE untuk membantu lebih banyak pengurangan jejak karbon hingga mendekati nol pada penggunaan energi gas.

GE juga melakukan beragam proyek percontohan dekarbonisasi dengan para pelanggan sepanjang 2021 dan 2022, baik untuk proyek-proyek berbasis bahan bakar hidrogen dan teknologi pemerangkapan.

GE Gas Power baru-baru ini juga mengumumkan keikut-sertaan pada Carbon Capture Coalition, sebuah kolaborasi lebih dari 80 perusahaan dan organisasi yang mendukung kebijakan ekonomis untuk penerapan carbon capture, mobilisasi, penggunaan, pemusnahan dan penyimpanan.

Cara GE lainnya untuk mendukung transformasi energi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia adalah dengan secara terus-menerus memperkenalkan beragam teknologi industri terdepan yang dapat diterapkan.

Seiring dengan potensi kapasitas energi angin di Indonesia yang mencapai 61 GW, GE saat ini menjelajahi kesempatan untuk membawa pengalamannya dalam tenaga angin ke Indonesia.

GE merupakan salah satu penyedia turbin angin terdepan di dunia saat ini dengan lebih dari 49.000 telah terpasang secara global. Haliade-X dari GE, salah satu turbin angin pantai terkuat di dunia, akan membuat angin pantai menjadi sumber energi bersih yang lebih hemat dan kompetitif. Untuk pasar Indonesia, platform turbin pantai GE bernama Cypress diperkirakan cukup cocok.

Cypress ditenagai oleh desain revolusioner dua unit bilah, membuat bilah-bilah tersebut dapat dibuat lebih panjang dan meningkatkan faktor logistik untuk memberikan pilihan pemasangan. Desain yang unik memungkinkan turbin yang lebih besar dapat dipasang pada lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak bisa dijamah.

Untuk mendukung rencana energi baru di Indonesia, GE juga melihat adanya kesempatan yang menarik pada energi air dan hybrid (penyimpanan energi dan energi surya). Modernisasi infrastruktur energi merupakan fokus lainnya.

GE dan Hitachi ABB baru-baru ini menanda-tangani kesepakatan untuk mempercepat penggantian SF6, gas rumah kaca yang ampuh dan kerap digunakan pada peralatan listrik bertegangan tinggi, dengan gas g3 dari GE, sebuah alternatif yang lebih ramah lingkungan.

“GE percaya bahwa kombinasi tenaga angin dengan gas dan jaringan listrik dapat membuat perbedaan besar untuk memenuhi tiga masalah energi (kesinambungan, terjangkau, dan dapat diandalkan), dan mengurangi emisi secepat mungkin,” tambah Handry.