Pemerintah Alokasikan Impor Garam untuk Industri Sebanyak 3 Juta Ton di 2021

Oleh : Hariyanto | Senin, 03 Mei 2021 - 08:46 WIB

INDUSTRY.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengalokasikan impor garam untuk industri sebanyak 3 juta ton pada tahun 2021. Sejauh ini yang sudah masuk ke Indonesia adalah sebanyak 400 ribuan ton. 

Kuota impor garam tersebut ditetapkan dalam rakortas yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Nah impor ini kemarin di hasil rakortas kan di awal Januari diputuskan, jadi proses impor itu kan 1 bulan. Jadi ini baru 2 bulan lah, ini sekitar baru 400 ribuan (ton) yang sudah masuk," kata Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono yang dikutip dari detik, Senin (3/5/2021).

Fridy menjelaskan, saat ini sebagian masih berproses dan ada yang sedang dalam perjalanan dari negara eksportir garam.

"Kan ada yang masih dalam perjalanan, itu kan lama ya, ada yang dari Australia, ada yang dari India, ada beberapa negara yang besar lah yang produsen. Nah seperti itu, memang belum begitu banyak," ungkap Fridy.

Industri yang mendapat alokasi impor pun bisa saja tak memenuhi kuota 3 juta ton. Hal itu tergantung bagaimana perkembangan ke depannya terkait kebutuhan masing-masing industri.

Meski begitu, Fridy mengatakan, pemerintah dalam menetapkan kuota impor 3 juta ton sudah melalui perhitungan dan pembahasan panjang. 

Menurutnya beberapa sektor industri pengguna garam mulai menambah kapasitas produksinya, dari industri chlor alkali plant (CAP) hingga makanan.

"Dalam pelaksanaannya, mereka kan menghitung. Artinya kalau memang mereka sudah cukup bahan bakunya, mereka kan nggak akan mau impor banyak-banyak untuk bahan baku yang idle (nganggur) gitu lho," sebutnya.

Jadi, sebutnya, dalam hal ini pemerintah hanya memberikan jaminan atas kebutuhan bahan baku yang kemungkinan akan meningkatkan seiring bertambahnya kapasitas produksi. Bahkan bisa saja nantinya kebutuhan impor garam industri meningkat dari sebelumnya 3 juta ton.

"Kalau umpamanya tiba-tiba (kebutuhan garam) naik harus ada antisipasinya juga. Jadi tidak menutup kemungkinan ada pergeseran, tetapi sementara ini kita sepakati kuotanya 3,077 (juta ton) tadi dulu. Tidak menutup kemungkinan ada tambahan," tambah Fridy.