Kuartal I, Ekspor Minyak Sawit Nasional Naik Sebesar 23,57%

Oleh : Hariyanto | Senin, 15 Mei 2017 - 11:11 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, sepanjang kuartal I tahun ini atau periode Januari hingga Maret ekspor minyak sawit nasional, termasuk biodiesel dan oleokimia,  mencapai 8,02 juta ton, naik 23,57% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 6,49 juta ton.

"Kenaikan tersebut dipicu melonjaknya permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor, di antaranya Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), Afrika, dan Pakistan," kata Direktur Eksekutif Gapki, Fadhil Hasan di Jakarta, Senin (15/5/2017).

Fadhil menjelaskan lonjakan ekspor minyak sawit hingga 23,57% terjadi sepanjang Januari hingga Maret 2017, namun pada Februari hingga Maret 2017 justru menunjukkan tren penurunan. Tren tersebut dipicu oleh tingginya bea keluar (BK) pada Februari 2017 sebesar US$18 per ton.

"Ekspor minyak sawit Indonesia pada kuartal I tahun ini melonjak 23,57% dari periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan ekspor minyak sawit Indonesia masih tumbuh positif, hal ini tidak terlepas dari konsumsi minyak nabati dunia yang terus meningkat seiring bertambahnya populasi," tutur Fadhil.

Data GAPKI menunjukkan, ekspor minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan produk oleokimia pada Maret 2017 terkoreksi 5%, yakni dari 2,66 juta ton pada Februari 2017 menjadi 2,53 juta ton pada Maret 2017.

Sedangkan produksi Maret 2017 mencapai 2,92 juta ton atau naik dari Februari 2017 yang tercatat 2,63 juta ton. Sementara konsumsi domestik pada Februari 2017 sebesar 904.000 ton atau naik menjadi 921.000 ton pada Maret 2017.

Stok akhir pada Maret 2017 sebesar 1,39 juta ton, semakin tergerus dari stok akhir Februari 2017 yang mencapai 1,93 juta ton.

"Pada Maret 2017, ekspor minyak sawit ke negara-negara UE terpantau meningkat. Meskipun, Parlemen UE baru saja mengeluarkan Resolusi Sawit, termasuk rencana pelarangan biodiesel berbasis sawit dari UE karena dinilai sebagai penyebab deforestasi, korupsi, praktik mempekerjakan anak, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM)," ujar Fadhil.

Fadhil menambahkan, ekspor minyak sawit Indonesia ke negara-negara UE meningkat sebesar 27%, yakni dari 352,02 ribu ton pada Februari 2017 menjadi 446,92 ribu ton pada Maret 2017.

"Ini menunjukkan bahwa negara-negara di UE tetap membutuhkan minyak sawit. Dalam beberapa proses produksi di industri, terutama untuk produk-produk yang digunakan dalam rumah tangga sehari-hari, memang sangat tergantung pada minyak sawit," pungkasnya. (Hry/imq)