Dahsyat! Miliki Infrastruktur Industri 4.0 Terlengkap, Kawasan Industri Jababeka Jadi Incaran Investor Perusahaan IOT

Oleh : Ridwan | Minggu, 28 Februari 2021 - 19:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Cikarang - Kawasan Industri Jababeka merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara yang sudah mature (matang-red).

Berlokasi di Koridor Timur Jakarta, kawasan berusia 31 tahun ini telah dihuni lebih dari 2000 perusahaan multinasional maupun nasional yang berasal dari 30 negara.

Selain infrastrukturnya yang mumpuni, kawasan ini juga memiliki pelayanan nomer satu dalam hal memenuhi kebutuhan para investornya, seperti kemudahan bantuan perizinan melalui layanan J-FAST (Jababeka Focus to accelerate services tenant). 

Sejatinya, kehadiran J-FAST ini mampu memudahkan investor yang ingin pabriknya cepat beroperasi tanpa harus dipusingkan proses perizinan, baik izin mendirikan bangunan, izin usaha, izin mendirikan perusahaan sampai izin lingkungan.

Sebelumnya, terkait infrastruktur yang lengkap dan andal yang dimiliki Jababeka telah nyata-nyata mampu menopang berbagai kegiatan industri didalam kawasan.

Infratsruktur tersebut mulai dari pembangkit listrik mandiri (Bekasi Power), kemudian Waste Water Treatment Plant & Water Treatment Plant, lalu Cikarang Dry Port sebagai pusat solusi logistik, selanjutnya jaringan fiber optic berkecepatan tinggi, sistem keamanan 24 jam, hingga Heli Commuter. 

Tak hanya itu, infrastruktur yang dimiliki perseroan berkode KIJA ini juga telah mengadopsi teknologi industri 4.0.

"Kawasan Industri Jababeka yang sudah dikenal menjadi “rumah” bagi berbagai industri, dari skala UKM sampai besar seperti Unilever, L’Oreal, Nissan, Samsung, dan  Komatsu, sekarang siap melayani juga bagi perusahaan yang ingin menerapkan industri 4.0," ucap Muhammad Ayub Arwin selaku Direktur PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel) kepada redaksi Industry.co.id pada Minggu (28/2/2021).

Untuk diketahui, ICTel sendiri merupakan salah satu unit produk dari anak usaha Jababeka Group.

Dikatakan Ayub, saat ini jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan infrastruktur dasar industri 4.0 sudah tersebar di hampir semua kawasan Jababeka seluas 5600 hektar. Sehingga di mana pun pabrik baru akan dibangun, layanan internet sudah bisa didapat. 

"Selain itu, kami juga telah menyediakan end to end IOT solution. Mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan proses produksi," terang Ayub.

Menurutnya, ICTel telah memiliki sebuah produk apliasi canggih bernama J-Smart. Dengan Jababeka Smart ini, para tenant dan masyarakat setempat akan lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dengan pengelola atau pihak lain.

"Bahkan di sana user juga bisa memantau progres pekerjaan dan evaluasi kerja di aplikasi tersebut," urai Ayub.

Dengan demikian, Ayub optimistis Kawasan Industri Jababeka sudah mampu mendukung industri 4.0 dan “menampung” para investor yang ingin membangun perusahaan berbasis IOT.

"Kami sangat siap, beberapa perusahaan juga akan menjalin kerjasama," ujarnya.

"Kawasan industri lain belum ada yang memiliki infrastruktur selengkap yang dimiliki Kawasan Industri Jababeka," tandas Ayub.

Sementara itu menurut General Manager Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata, bahwa pihaknya sudah siap menerima perusahaan dari berbagai sektor industri dan untuk semua skala bagi yang ingin menerapkan industri 4.0. 

Selain itu juga, Jababeka juga terbuka bagi perusahaan startup yang saat ini sudah banyak perusahaan startup melakukan relokasi usahanya ke Kawasan Industri Jababeka.

Hal itu bisa terjadi karena fenomena cross border market, yaitu perpindahan industri startup dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jawa Barat, khususnya ke Kawasan Industri Jababeka. Sementara industri padat karya yang tadinya beroperasi di Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah.

Hal itu terjadi secara natural atau “seleksi alam” di mana para perusahaan startup akan memilih kawasan industri yang infrastrukturnya sudah mendukung industry 4.0 demi kemajuan usahanya.

Fenomena ini sendiri, kata Rudy, sudah terjadi sejak 2020 lalu, yang membuat Kawasan Industri Jababeka terus menyiapkan diri demi mampu meng-capture market ini.

"Januari lalu kami baru saja meluncurkan Fablab, sebuah pusat inovasi, pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk terkait implementasi Industri 4.0. Nantinya, para perusahaan startup bisa memakai fablab untuk riset dan pengembangan produk mereka," kata Rudy.

"Dan dengan kehadiran fablab ini sendiri adalah bukti keseriusan kami untuk bisa memenuhi kebutuhan para perusahaan startup yang ada di Jababeka, dan membangun ekosistem industry 4.0 terbesar dan terbaik di Indonesia," tutupnya.