Hingga 2024, Pemerintah Akan Bangun Sebanyak 25 Smart Grid di Jawa dan Bali

Oleh : Hariyanto | Rabu, 10 Februari 2021 - 17:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta -  Teknologi Smart Grid merupakan salah satu strategi yang diupayakan oleh Pemerintah dalam penyediaan listrik nasional untuk memberikan listrik yang baik dengan harga terjangkau kepada masyarakat.

Hal tersebut diunhkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Munir Ahmad dalam Webinar "Smart Grid Sebagai Solusi Keandalan Sistem Tenaga Listrik" secara virtual, Selasa (9/2/2021).

Smart Grid dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPM), sudah ditetapkan dalam pengembangan sistem di Jawa-Bali. Targetnya, setiap tahun mulai tahun 2020 sampai 2024 diinstal lima sistem baru di Jawa-Bali. Dalam lima tahun ke depan akan dibangun dua puluh lima sistem Smart Grid baru.

"Pemanfaatan teknologi Smart Grid tidak terbatas pada konsumen listrik perkotaan dan skala besar, teknologi Smart Grid juga dapat dimanfaatkan pada Smart Micro Grids skala kecil di pedesaan dan daerah terpencil dengan akses yang sulit ke jaringan transmisi," ungkap Munir.

Seperti diketahui, Smart Grid merupakan sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien, menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik yang tinggi, pemanfaatan sumber energi terbarukan dan memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik.

Sementara itu, Koordinator Kerjasama Ketenagalistrikan Senda H. Kanam mengatakan bahwa konsep Smart Grid ini mengikuti tren industri 4.0 di mana konsumen dalam hal ini juga dapat berperan sebagai produsen, dapat memproduksi, menyimpan dan menjual listrik kepada penyedia atau sesama konsumen listrik.

"Jadi konsumen semakin cerdas untuk memanfaatkan listrik dan didukung peralatan cerdas," tuturnya.

Menurut Senda, Smart Grid merupakan konsep jaringan tenaga listrik cerdas untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dua arah antara produsen listrik dan konsumen dengan tujuan agar efisien, andal, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih baik, dan penurunan emisi CO2.

"Tantangan untuk implementasi Smart Grid di Indonesia adalah biaya investasi yang besar, organisasi sistem pelaksanaan mengenai komitmen organisasi, selain itu peraturan untuk standarisasi dan teknologi yang menuntut pengaplikasian yang berbeda," ungkap Senda.

Executive Vice President (EVP) Perencanaan Koorporat PT PLN (Persero) Hot Martua Baraka dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa PLN telah melakukan beberapa pilot project Smart Grid.

Saat ini beberapa proyek Smart grid sedang berjalan sesuai dengan RPJPM 2020-2024 dan telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai PERPRES No. 18 tahun 2020.

"Pada tahap awal, implementasi Smart Grid berfokus kepada keandalan, efisiensi, customer experience dan produktivitas grid. Sedangkan tahap berikutnya PLN berfokus kepada ketahanan (resiliency), customer engagement, sustainability dan self-healing," ujarnya.