Freeport dan Tsing Shan Berencana Bangun Smelter Copper di Weda Bay

Oleh : Hariyanto | Senin, 08 Februari 2021 - 11:29 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Freeport Indonesia bersama dengan perusahaan asal china, Tsing Shan berencana untuk membangun smelter copper di Kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang terletak di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto dalam konferensi pers yang membahas program kerja di tahun 2021, khususnya perkembangan seputar investasi terkait mobil listrik dan lithium battery serta hilirisasi pertambangan, Jumat (5/2/2021) kemarin.

Seto menyampaikan, saat ini masih dilakukan negosiasi yang ditargetkan dapat mencapai kesimpulan di akhir bulan Maret. Sejauh ini, Tsing Shan sudah memberikan penawaran yang menarik untuk menanggung pembiayaan investasi.

“Pembiayaan investasinya ini sebagian besar akan ditanggung oleh pihak Tsing Shan. Tsing Shan juga berani untuk memberikan pembiayaan yang maksimal secara keseluruhan dari diskusi yang sekarang. Mungkin dari pihak Freeport hanya butuh memberikan pendanaan sekitar 7.5% dari total project cost nya,” ungkap Seto.

“Mereka akan bangun hilirisasi tembaganya. Kita ingin turunannya mereka bangun di sana, bukan hanya copper cathode saja,” lanjutnya.

Menurut Seto, dengan dilakukan pembangunan pada kawasan industri, secara langsung juga akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi regional. Hal tersebut terjadi secara beriringan dengan adanya peningkatan kebutuhan tenaga kerja serta fasilitas pendukungnya.

Pemerintah juga tidak lepas perhatian untuk menjaga kelestarian, salah satunya dengan membangun industri daur ulang pada lithium battery dengan memanfaatkan lithium battery bekas pakai. Industri ini sedang dalam tahap pembangunan di Morowali.

“Kita lagi bangun di Morowali untuk recycling nikel. Jadi lithium battery yang udah habis pakai itu didaur ulang diekstrak lagi. Ini salah satu cara untuk merecycle apa yang sudah diproduksi,” terang Seto.

Besarnya potensi sumber daya serta terbukanya kesempatan kerja sama yang ada, menurut Seto, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan Indonesia.

“Saya pikir ini adalah satu momentum untuk bisa menempatkan posisi Indonesia dalam global value chain yang signifikan. Kita bisa jadi pemain utama di sana, undang partner yang tepat untuk hilirisasi dan teknologi sehingga kita bisa mengembangkan juga,” pungkas Seto.