Dihadapan 100 CEO, Menkeu: Pertumbuhan Kita Tetap Lebih Baik dari Negara ASEAN dan G20

Oleh : Candra Mata | Kamis, 21 Januari 2021 - 17:42 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan optimisme pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun 2021. 

Instrumen-instrumen kebijakan akan digunakan secara tepat waktu, fleksibel, adaptif, namun tetap transparan dan akuntabel.

“Kita memasuki tahun 2021 tetap dengan optimisme yang tinggi karena kita paling tidak telah melewati tahun 2020 yang luar biasa dan merupakan shock yang tidak terjadi 100 tahun sekali dan Indonesia alhamdulillah dalam suasana yang relatif lebih baik," kata Menkeu dalam 11th Kompas100 CEO Forum “Let’s Collaborate; Rising in Pandemic Era” yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (21/01).

"Pertumbuhan Indonesia tetap lebih baik dibandingkan negara ASEAN atau G20. Dan fiscal tools kita tetap kita jaga secara hati-hati dan prudent,” paparnya lagi.

Selain itu, terkait 2021, dirinya menyatakan banyak negara juga telah memiliki harapan dengan ditemukannya vaksin Covid-19.

Menurutnya, APBN tahun ini juga akan menjadi instrumen yang memberi dukungan penuh untuk penanganan Covid-19 termasuk vaksin dan vaksinasi, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi.

“Vaksinasi akan terus kita kawal dengan tata kelola yang baik dan dengan landasan hukum yang tepat sehingga tetap accountable,” ujarnya.

Ia menyebut penanganan Covid-19 di tahun 2021 ini diperkirakan akan membutuhkan anggaran sebesar Rp61,8 triliun. 

"Angka tersebut masih akan bisa berubah dengan adanya ketidakpastian terhadap peningkatan jumlah kasus dan juga keinginan pemerintah untuk mengamankan supply vaksin Covid 19," terangnya.

Meskipun demikian, Ia meminta agar masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak) dan menghindari 3C (closed spaces, crowded places, close-contact setting). 

Dan pemerintah juga akan tetap berkomitmen akan melakukan 3T (testing, tracing, treatment).

“Maka kalau itu dilakukan, kita boleh berharap bahwa perekonomian akan pulih kembali karena masyarakat bisa kembali melakukan aktivitas, mobilitas, dan itu berarti kegiatan konsumsi, investasi, ekspor akan bisa meningkat,” pungkasnya.