Semen Indonesia Resmikan Sekolah Vokasi AKSI di Rembang dan Pidie

Oleh : Hariyanto | Jumat, 05 Mei 2017 - 11:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meresmikan sekolah vokasi Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) di Rembang (Jawa Timur) dan Pidie (Aceh).

Direktur SDM dan Hukum Semen Indonesia, Agung Yunanto mengatakan, melalui Semen Indonesia Foundation, Semen Indonesia telah mendirikan vokasi D2 Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI).

"AKSI telah berdiri di Gresik 2013 dan hari ini kami meresmikan AKSI di Rembang dan Pidie, Aceh," kata Agung melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Ia melanjutkan, AKSI di Rembang didirikan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian terapan yang siap langsung diterjunkan ke dunia kerja. AKSI Rembang memiliki 3 prodi pendidikan, yakni Teknik Operasi Mesin dan Peralatan Industri, Teknik Perawatan Mesin Industri, dan Otomasi Perkantoran.

"Setiap prodi ditargetkan memiliki 30 mahasiswa dan memulai proses belajar pada September tahun ini," ujarnya.

Menurut dia, AKSI memiliki keunggulan dibanding lembaga vokasi lainnya, yakni laboratorium berupa pabrik semen yang dapat digunakan sebagai tempat praktek mahasiswa. AKSI juga telah bekerjasama dengan 15 perusahaan dibawah naungan Semen Indonesia sebagai tempat praktek kerja lapangan para mahasiswa.

"Kehadiran AKSI mendapat sambutan positif dari dunia industri. Seperti di Gresik, banyak perusahaan yang telah siap mempekerjakan mahasiswa AKSI jika kelak mereka lulus. Sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap dunia pendidikan nasional, AKSI nantinya didirikan di tempat pabrik kami beroperasi lainnya, seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur," paparnya.

Sementara itu, Direktur Jendaral Kelembagaan IPTEK DIKTI Patdono Suwignjo mengapresiasi didirikannya sekolah vokasi AKSI oleh Semen Indonesia.

"Setiap tahun lulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia mencapai 2 juta, namun hanya ada 250-300 ribu yang dapat diterima di perguruan tinggi negeri dan sisanya di perguruan tinggi swasta. Kontribusi negara dalam penerimaan siswa di perguruan tinggi negeri hanya 31%, sisanya perguruan tinggi swasta, sehingga pemerintah sangat terbantu dengan adanya AKSI ini," tutur Patdono.

Patdono menjelaskan, sejak 2013 pemerintah telah menerbitkan 90 izin pendirian sekolah vokasi. Namun, hingga saat ini haya 50 sekolah yang berjalan, satu diantaranya AKSI.

"Lainnya tidak bisa berjalan karena tidak memiliki kerjasama dengan dunia industri," tambahnya. (Hry/Imq)