Sekolah Perlu Mengenalkan Perubahan Iklim Sejak Awal

Oleh : Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D. | Kamis, 10 Desember 2020 - 10:03 WIB

INDUSTRY.co.id - John King dan Arne Duncan (keduanya adalah mantan Secretary of Education Amerika Serikat) mengirimkan surat kepada Joe Biden mengenai pentingnya mengajarkan perubahan iklim kepada siswa-siswi di sekolah publik (The Guardian, 3 Desember 2020).

Dalam surat tersebut juga disampaikan bawah siswa-siswi tersebut perlu diajarkan mengenai jalan keluar dalam menghadapi perubahan iklim seperti penggunaan energi terbarukan (The Guardian, 3 Desember 2020).

Saya bersyukur sejak di sekolah dasar putri saya sudah diajarkan di sekolahnya untuk menjaga dan menyelamatkan bumi. Putri saya misalnya sudah memahami bahwa kita perlu melindungi dan tidak menebang pohon-pohon.

Cukup banyak percakapan antara saya dan putri saya dalam hal melindungi pohon-pohon ini terjadi ketika kita berada di meja makan, ketika di perjalanan, atau ketika kita melihat pohon-pohon di taman. Hal yang menarik dan membanggakan, sering sekali percakapan mengenai topik tersebut diinisiasi terlebih dahulu oleh putri saya.

Pembahasan perubahan iklim belum disinggung oleh putri saya. Saya belum mengetahui apakah di sekolah putri saya diajarkan juga secara detail dan spesifik mengenai perubahan iklim. Biasanya ketika berdiskusi dengan putri saya mengenai perlindungan terhadap pohon-pohon tersebut, saya menyampaikan apa kaitannya dengan perubahan iklim. 

Pentingnya aspek perubahan iklim dalam kurikulum sekolah di Indonesia sesungguhnya telah menjadi pembahasan paling tidak sejak tahun 2011 (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Ketika itu, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional menyatakan sebetulnya konten perubahan iklim telah tersedia dalam kurikulum yang ada namun perlu diperkokoh kontennya (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Saya juga belum mengetahui secara pasti apakah ilmu yang didapat putri saya ini merupakan kewajiban yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada sekolah atau kah ini murni inisiatif dari sekolahnya yang merupakan sekolah swasta.

Di tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika membahas persoalan perubahan iklim menyampaikan pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan secara konkret dan melalui proses yang menggembirakan (edukasi.kompas.com, 22 Mei 2020). Tentunya ini metode yang perlu kita dukung.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait konten perubahan iklim di kurikulum sekolah (medcom.id [Antara], 25 September 2020).

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menyampaikan pembahasan perubahan iklim akan terintegrasi dengan mata pelajaran yang telah berjalan, beberapa contoh yang disebut adalah mata pelajaran Imu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan juga bahasa (medcom.id [Antara], 25 September 2020).

Di tahun 2011, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional juga menyampaikan selain mata pelajaran IPA, mata pelajaran matematika dan Bahasa Inggris juga relevan untuk dimasukan konten perubahan iklim (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Semakin banyak mata pelajaran sekolah yang dapat dimasukan materi perubahan iklim tentunya akan semakin mempermudah siswa dalam memahami persoalan kompleks perubahan iklim.

Ada baiknya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim bersama dengan pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan studi banding terhadap negara-negara lain yang sudah menerapkan konten perubahan iklim di sekolah.

Selanjutnya akan lebih baik apabila pemerintah dapat melakukan kolaborasi internasional misalnya dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam membuat materi perubahan iklim yang otoritatif dan berkualitas internasional namun tetap relevan untuk diajarkan kepada siswa-siswi.

 

Oleh: Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D.
Dosen Hukum Perubahan Iklim Internasional, President University