ZINC Kaji Potensi Pasar Domestik Bijih Besi

Oleh : Herry Barus | Minggu, 22 November 2020 - 16:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- PT Kapuas  Prima  Coal  Tbk  (“ZINC”), Emitenyang bergerak di bidang pertambangan  logam  dasar  (Galena)  di Indonesia, menangkap peluang positif dari meningkatnya  harga  komoditas  bijih  besi sejak  Juli  2020.  ZINC  diketahui  memiliki cadangan  mineral  bijih  besi  sebanyak  23 Juta  ton  yang  belum  dieksplorasi.

ZINC sempat  melakukan  eksplorasi  bijih  besi pada     2008-2014     namun     dihentikan sementara  karena  harga  komoditas  bijih besi yang menurun drastis pada saat itu.

Hendra William selaku Direktur  ZINC, Minggu (22/11/2020) mengatakan, “Pada saat ini,ZINCmelihat kesempatan   positif   dari   meningkatnya harga komoditas bijih besi yang berada dikisaran US$120per ton(kadar Fe 62 %).Didukung  fakta  tersebut,ZINCsedang bersiapagardapat  menambah  penjualan komoditasbijih   besi   untuk   penjualan domestikdalam  waktu enambulan  ke depan, dengan  target  rata-rata  penjualan 30.000 ton per bulan.Diharapkan dengan menambah penjualan komoditas bijih besi di   pasar   domestik   dapat   memberikan dampak positif terhadap kinerja ZINC.”

Secara  umum,  seluruh  harga komoditas logam  dasar  membaik  sejak  Juli  2020. Harga  komoditas Sengberada  di  kisaran US$2.721 per   ton,   sementara Timbalberada   di   kisaran US$1.951 per   tonberdasarkan dataLondon Metal Exchange (LME)     pada     19     November     2020. Menanggapi membaiknya harga komoditas    Seng    dan    Timbal    yang merupakan     produk     tambang     ZINC, Perseroan    telah mengeluarkan dana Rp20,3  Miliar  per  September tahun2020untuk    pengembangan    dan    eksplorasi lahan    tambang milik    ZINC.   

Potensi sumber   daya   mineral   ZINC   menurut pelaporan per Agustus 2020 menunjukkan adanya  tambahan  potensi  menjadi  23,33 Juta  ton  dari data  sebelumnya  sebesar 14,44 juta ton pada tahun 2018.

“Sementara  itu,  kinerja  keuangan  ZINC hingga    kuartal    III-2020    mencatatkan pendapatan sebesar Rp380,46 Miliar dan laba    bersih    sebesar    Rp26,38    Miliar. Terdapat    koreksi    kinerja    dikarenakan adanya bencana banjir besar di Kalimantan  Tengah  pada  Juli  lalu,  yang mengakibatkan kemunduran jadwal pengapalan ke pembeli di bulan September  ke  Oktober  2020.  Meskipun begitu,    ZINC    tetap    melihat    adanya permintaan yang sangat signifikan terhadap    komoditas    yang    Perseroan produksi,” tutup Hendra.

Respon  cepat  dan  tanggap  ditunjukkan  ZINC     yang     langsung     berkoordinasi dengan pemerintah setempat, dan seluruh pemangku  kepentingan  di  lokasi  untuk memperbaiki kondisi jalan yang terdampak oleh banjir tersebut. Koordinasi antara  seluruh  pihak  diharapkan  dapat mengembalikan  kondisi  jalan  kembali  ke keadaan  normal  secepatnya. 

Di  tengah kondisi  pandemi  Covid-19  yang  penuh ketidakpastian,   kegiatan   penambangandan   pengolahan   ZINC   masih   berjalan normal    hingga    saat    ini    dan    tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran Pemerintah.